Abdurrauf As, Syekh; merupakan washitah ke 29 (periode IX) 1652 –
1690 M. Nama lengkap Abdurrauf Singkel adalah ‘Abd ar-Ra’uf bin ‘Ali
al-Jawiyy al-Fansuryy as-Sinkiliyy. Beliau orang Melayu dari Fansur,
Sinkil di wilayah pantai barat laut Aceh. Ayahnya seorang arab bernama
Syekh Ali. Abdurrauf meninggal tahun 1693 dan dima-kamkan di samping
makam Tengku Anjong dekat Kuala Sungai Aceh. Di Aceh dikenal sebagai
Teungku di Kuala. Beliau belajar agama selama 19 tahun di tanah arab.
Salah satu Gurunya yang paling berpengaruh pada pemikiran Syekh
Abdurrauf adalah Ahmad al-Qusyaisyi (Medinah). Syekh Abdurrauf kembali
ke Aceh tahun 1661, setahun setelah al-Qusyaisyi meninggal.
Karya-karyanya mencakup bidang fikih, hadis, tasawuf, tafsir.
Al -‘Adl : 1. Yang Maha Adil; Dialah yang adil, dan Dialah yang
selalu bertindak adil, lawannya kezali-man dan penindasan. 2. Salah satu
Nama Indah Allah (asmâ al-husnâ).
Al Afuww : 1. Yang Maha Pemaaf; Dia yang mengha-puskan dosa-dosa dan
mengabaikan tindakan-tin-dakan durhaka. Maknanya dekat dengan Al Ghafur;
2. Salah satu Nama Indah Allah (asmâ al-husnâ).
Ahl : 1. Kerabat. 2. Ini adalah keturunan Nabi Muhammad SAW. Seluruh
ciptaan adalah keturu-nannya melalui cahayanya (Nur Muhammad) yang
berasal dari Cahaya Allah. 3. Istilah secara khusus menunjukan mereka
yang dekat dengannya, keluar-ga spiritualnya yang turun menurun melalui
mata rantai silsilah spiritual.
Ahlu Bait (ahl al bayt) (Nabi Muhammad SAW) : 1.(Syath) Orang yang
mengetahui secara persis segala hal tentang apa yang ada di dalam
dadanya Nabi Muhammad SAW, utamanya hubungannya dengan keberadaan
DiriNya Tuhan Yang Al Ghaib, yang juga selalu diingat-ingat dihayati dan
dirasa-kan dalam hatinurani, roh dan rasanya Nabi Muhammad SAW dalam
melakukan apa saja, dima-na saja dan sedang apa saja.
Ahli dzikir : 1.(Syath) Hamba yang dibentuk oleh Allah berdasarkan
ilmu yang diterima dari Gurunya, dibentuk mempunyai hati nurani, ruh dan
rasa yang selalu maqam dalam dzikir. Bertempat tinggal dalam rasa hati
yang senantiasa mengingat-ngingat dan menghayati Ada dan Wujud Diri-Nya
Dzat Al-Ghaib yang dirasakan sangat dekat sekali. 2. (Syath) Hamba-hamba
yang disucikan, wakil Diri-Nya Ilahi karena Dia tidak pernah
ngejawantah di bumi ini; secara baik mengenal DiriNya Dzat yang Al
GhaibNya Ilahi. Yang hati nurani, roh dan rasanya selalu maqom pada
DiriNya. Karena itu yang ter-nikmat diingat-ingat dan dihayati, juga
DiriNya Satu-satunya Dzat Al Ghaib Yang Wajib WujudNya. Tempat bertanya
perihal DiriNya Yang Al Ghaib ini. Sebagaimana tugas dan fungsinya
Rosul Ilahi. (yang dalam QS. Takwir 24 difirman-kan olehNya). Bagi hamba
yang dikehendaki men-dekat kepadaNya dan ada niatan hati untuk bertanya
tentang keberadaan Diri-Nya.
Ahlul-qurub : 1. (Syath) Ahli prihatin; yang bersung-guh-sungguh
selalu berjihadunnafsi supaya darah yang mengalir dalam tubuhnya
sebagaimana darah yang mengalir dalam tubuh Nabi Muhammad SAW, yang
aliran darah dalam tubuhnya selalu mendorong semangat hidupnya dan
wataknya, supaya berhasil dalam mengikuti jejak para Malaikatul
Muqorrobin.
Akhlak : 1. Budi pekerti; watak; tabiat; 2. Disiplin yang juga mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan
Alam Hakekat : 1. Alam kebenaran Illahi; 2. (Syath) Rasa hati yang
menyadari bahwa sebenarnya yang bisa, yang kuat, yang memiliki segala
ini, yang bergerak, yang berdaya dan berkekuatan, adalah DiriNya Dzat
Yang Al-Ghaib.
Alam Jabarut : (lih. Jabarut)
Alam Lahut : (lih. lahut)
Alam Malakut : (lih. malakut)
Alam Nasut : (lih. nasut)
Alam Shaghir : 1. Alam kecil. Alam Shaghir mengan-dung seluruh alam
dalam bentuk laten. Alam ini adalah manusia itu sendiri; 2. (Syath)
Alam tempat tajjalinya kalimat Tauhid, La Ilaha Illa Allah.
Alam Kabir : 1. Jagad besar; 2. Alam semesta raya
Alam Syahadah : 1. Alam pengalaman yang bisa diin- drai. Yang kasat mata.
Alhamdulillahirabbil ‘alamina,: 1. (Syath) Segala puji bagi Rabb
semesta alam. Dengan sadar memujinya maka habislah watak ngakunya hamba,
kemudian suburlah gairah mencintai DiriNya Rabb Yang me-nunjuk pada
keberadaan DiriNya Dzat Al Ghaib Yang Mutlak WujudNya, Yang dirasakan
dekat sekali dalam rasa hati. Karena itu menjadilah hamba yang senang
hati selalu mengingat-ingat dan meng-hayati Ada dan Wujud DiriNya Rabb
Sang Pendi-dik, sang Pelindung, Sang Pemelihara, Sang Penga-yom yang
Menguasai seluruh alam. Alam kabir maupun alam shagir yanga da dalam
dada hamba yang bertakarrub kepadaNya. 2. (Syath) segala puji hanyalah
bagiNya semata, Tuhan semesta alam. Satu-satuNya yang ditaati. Sebab
Dia-lah Dzat satu-satuNya yang Memiliki segala ini, yang Mendidik, Yang
Memelihara Dan Mengayomi, dan Yang Mengalirkan rasa cinta hamba kepada
DiriNya.
Namun bagi dada yang adalah jagatnya manusia; semisal yang ada dalam
jagat raya CiptaanNya, diruwetkan oleh segala cipta angan-angannya. Lalu
menggelapkan keberadaan DiriNya Yang Al Ghaib dan dekat sekali. Karena
gengsi bertanya kepada AL-Hadi yang ahli dalam hal ini. Maka
Wayaqdzifuuna bil ghaibi min makaanin ba’iidin, yakni hanya menduga-duga
saja pada keberadaan (Ada dan WujudNya Dzat Yang) Al Ghaib dari tempat
yang jauh (Q.S. Saba’. 53).
Maka yang muncul adalah hanya wataknya yang berani ngembari Diri-Nya.
Ngembari AdaNya dan ngembari WujudNya. Dengan ngakunya pada
ke-beradaan ada dan wujudnya dirinya. Lalu watak akunya itulah yang
merajalela. Dengan komando nafsu untuk menghabisi nikmatnya hati
mengingati DiriNya. Hingga puja dan pinuji yang mestinya adalah hanya
layak bagi DiriNya, diserobotnya de-mi kepuasan dunia.
Padahal dengan mengucap alhamdulillahirabbil ’alamin, bagi yang dalam
dadanya ada isinya dzikir yang menghayati Keberadaan DiriNya Yang Al
Ghaib, dekat sekali; akan segera menghidupkan kesadarannya sebagai
hamba yang bodoh, dungu, tuli, apes, hina, tidak bisa apa-apa, tidak
kuat apa-apa dan tidak punya apa-apa. Kalaulah tidak karena denganNya,
fadhalNya dan RahmatNya, tidak hanya apes, hina, nista, dan bahkan
tidak berharga. Sahdan jalan syaitan-lah yang akan diikuti, lalu watak
ngembari DiriNya menyatu dengan watak aku yang tak pernah disadari sama
sekali.
Al -‘Alîm : 1. Yang Maha Mengetahui. 2. Salah satu Nama Indah Allah (asmâ al-husnâ).
Al-‘Aliyy : 1. Yang Maha Tinggi; Dia yang di atas kedudukan-Nya tidak
ada lagi kedudukan yang lain, dan semua kedudukan ada di bawah-Nya. 2.
Salah satu Nama Indah Allah (asmâ al-husnâ).
Allah : 1. Tuhan Yang Maha Kuasa; 2. Nama yang pa-ling agung di
antara sembilan puluh sembilan nama Allah Swt., karena nama ini
menunjukkan esensi yang mempersatukan segala sifat Ilahiah, sehingga
tidak ada lagi sifat yang tertinggal. Juga merupakan nama yang paling
khusus karena tidak ada yang dapat menggunakannya untuk siapapun kecuali
Dia, baik secara harafiah maupun kiasan. Allah adalah Nama Yang Serba
Meliputi (al-ism al-jâmi’) yang mengandung setiap Nama Illahi. Nama ini
berarti Allah sebagaimana Dia dalam diri-Nya sendiri. 3. (Syath)
Asma-Nya Zat Yang Al-Ghaib dan Wajib Wujud-Nya; (lih. Al-Ghaib).
Aqly : 1. Akal; 2. Pandangan yang lahir dari penafsiran yang didasarkan akal.
Arif : 1. Orang yang mengetahui dan mengenal Allah. Dia adalah
manusia utuh dan sempurna. Sang arif telah dianugrahi Pengetahuan Illahi
(ma’rifah); 2. Orang yang sadar dan bijaksana. Tuhan telah membuat
sang arif menyaksikan dirinya sendiri (mafsahu), sehingga
keadaan-keadan spiritual pun termanifestasikan dalam dirinya.
Arif bi Allah : 1. Orang yang sangat mengenal Allah. Orang yang telah
memenuhi tujuan penciptaannya. Dia telah menyucikan dirinya dan siap
menerima pengetahuan mistik tertinggi berupa Pengetahuan tentang Allah.
Arifin : 1. Orang “mengenal Allah”; 2. Orang yang mengetahui dan mengenal
Allah, menyaksikan dan mengenal Allah ke manapun mereka menatap.
Mereka adalah orang yang kebingungan karena telah menemukan Allah.
Asmâ’ al-husnâ : Nama-nama Allah Yang Paling Indah. Allah
memberitahukan dalam Al Qur’an bahwa Dia mempunyai Nama-nama Yang Paling
Indah. Inilah Nama-nama Kesempurnaan (kamâl)-Nya yang mencakup
Keagungan (jalâl) dan Keindahan (jamâl)
Asy-Syaththoor : (Syath) Hamba yang ditarik fadhal dan rahmat-Nya
telah dapat mengeluarkan dari dalam hatinya semua hal tentang dunia,
hingga yang tetap dalam hatinya hanyalah Diri-Nya Tuhan Zat Yang
Al-Ghaib dan Wajib Wujud-Nya, Allah Asma’Nya.
Attakiyah : 1. Menyembunyikan kebenaran dalam jangka waktu tertentu
hingga kebenaran tersebut siap untuk diungkapkan. 2. (Syath) Menyimpan
pa-ham kebenaran terhadap keberadaan ilmu yang seharusnya selalu
diingat-ingat, dihayati, dan dirasakan oleh hatinuarani, roh dan rasa
terhadap Keberadaan DiriNya Dzat Yang Al Ghaib dan Wajib WujudNya, Allah
AsmaNya, amat sangat dekat sekali hingga sebenarnya amat sangat nikmat
dan indah diingat-ingat dan dihayati dalam rasa hati.
Attaqwa Hahuna : (Syath) Hamba yang menyungkur dalam sujudnya selalu
bertasbih dan memuji Kebe-saran Tuhannya serta sama sekali tidak
menyom-bongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya,
beristigfar dan bersalawat mejelang qiyamul-laili yang dikerjakannya
dengan niatnya, dengan rasa takut dan harapnya dalam berdo’a disertai
ikhlasnya dalam menafkahkan pemberian-Nya.
Auliya’ : 1. Para wali Allah; 2. Jamak dari kata wali. Suatu derajat
spirititual tertinggi setelah rasul dan nabi. Auliya’ adalah para
kekasih Allah Swt. Dalam Al Qur’an disebutkan, “ingatlah, sesungguhnya
para kekasih Allah itu tidak pernah takut dan tidak pernah susah.” Para
wali memiliki maqam bertingkat-tingkat sesuai dengan kehendak Allah.
Ayat : 1. Tanda, pengajaran dan urusan yang meng-herankan; 2. Alamat,
tanda, sesuatu yang ajaib, mukjizat, teladan dan ayat Al-Qur’an; 3.
Tanda-tanda dan kejadian yang terdapat dalam alam ini yang membuktikan
bahwa Tuhan itu Ada, Esa, Ku-asa dan Bijaksana; 4. Berkenaan dengan
kekuasaan Allah, mempunyai arti: a. Ayat-ayat yang tertuang dalam
Al-Qur’an atau teks lafal-lafal Kalamullah, b. Ayat-ayat kawniyat (lih.
Ayat Kawniyat).
Ayat Bayyinat : 1. Ayat-ayat terbuka; 2. Ayat yang isinya adalah
perintah yang jelas dan setiap orang dapat membaca dan memahaminya.
Ayat Kawniyat : tanda-tanda kekuasaan Allah yang ter-wujud dalam hamparan alam semesta dengan segala isinya.
Ayat Mutasyabihat : 1.Ayat-ayat yang sarat makna, sehingga dapat ditafsirkan menurut cara yang ber-beda.
Ayat Qawliyah : 1. Tanda-tanda kekuasaan Allah yang ditulis dalam kitabullah lewat para Rasul-Nya.
Al Awwal, Al Akhir : 1. Yang Maha Permulaan, Yang Mahaakhir; apapun
yang pertama adalah pertama sehubungan dengan sesuatu dan apa yang
terakhir adalah terakhir sehubungan dengan sesuatu, dan kedua hal
tersebut berlawanan; 2. Salah satu Nama Indah Allah (asmâ al-husnâ).
Al ‘Azhim : 1. Yang Maha Agung; 2. Salah satu Nama Indah Allah (asmâ al-husnâ).
Al -‘Aziz : 1. Yang Maha Perkasa, dia yang sedemikian penting
sehingga sedikit yang sepertinya, namum dia juga adalah yang sangat
dibutuhkan dan terbukti sulit diakses. 2. Salah satu Nama Indah Allah
(asmâ al-husnâ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar