Selasa, 01 Mei 2012

Kamus Sufi Huruf A

Abdurrauf As, Syekh; merupakan washitah ke 29 (periode IX) 1652 – 1690 M. Nama lengkap Abdurrauf Singkel adalah ‘Abd ar-Ra’uf bin ‘Ali al-Jawiyy al-Fansuryy as-Sinkiliyy. Beliau orang Melayu dari Fansur, Sinkil di wilayah pantai barat laut Aceh. Ayahnya seorang arab bernama Syekh Ali. Abdurrauf meninggal tahun 1693 dan dima-kamkan di samping makam Tengku Anjong dekat Kuala Sungai Aceh. Di Aceh dikenal sebagai Teungku di Kuala. Beliau belajar agama selama 19 tahun di tanah arab. Salah satu Gurunya yang paling berpengaruh pada pemikiran Syekh Abdurrauf adalah Ahmad al-Qusyaisyi (Medinah). Syekh Abdurrauf kembali ke Aceh tahun 1661, setahun setelah al-Qusyaisyi meninggal. Karya-karyanya mencakup bidang fikih, hadis, tasawuf, tafsir.

Al -‘Adl : 1. Yang Maha Adil; Dialah yang adil, dan Dialah yang selalu bertindak adil, lawannya kezali-man dan penindasan. 2. Salah satu Nama Indah Allah (asmâ al-husnâ).

Al Afuww : 1. Yang Maha Pemaaf; Dia yang mengha-puskan dosa-dosa dan mengabaikan tindakan-tin-dakan durhaka. Maknanya dekat dengan Al Ghafur; 2. Salah satu Nama Indah Allah (asmâ al-husnâ).

Ahl : 1. Kerabat. 2. Ini adalah keturunan Nabi Muhammad SAW. Seluruh ciptaan adalah keturu-nannya melalui cahayanya (Nur Muhammad) yang berasal dari Cahaya Allah. 3. Istilah secara khusus menunjukan mereka yang dekat dengannya, keluar-ga spiritualnya yang turun menurun melalui mata rantai silsilah spiritual.

Ahlu Bait (ahl al bayt) (Nabi Muhammad SAW) : 1.(Syath) Orang yang mengetahui secara persis segala hal tentang apa yang ada di dalam dadanya Nabi Muhammad SAW, utamanya hubungannya dengan keberadaan DiriNya Tuhan Yang Al Ghaib, yang juga selalu diingat-ingat dihayati dan dirasa-kan dalam hatinurani, roh dan rasanya Nabi Muhammad SAW dalam melakukan apa saja, dima-na saja dan sedang apa saja.

Ahli dzikir : 1.(Syath) Hamba yang dibentuk oleh Allah berdasarkan ilmu yang diterima dari Gurunya, dibentuk mempunyai hati nurani, ruh dan rasa yang selalu maqam dalam dzikir. Bertempat tinggal dalam rasa hati yang senantiasa mengingat-ngingat dan menghayati Ada dan Wujud Diri-Nya Dzat Al-Ghaib yang dirasakan sangat dekat sekali. 2. (Syath) Hamba-hamba yang disucikan, wakil Diri-Nya Ilahi karena Dia tidak pernah ngejawantah di bumi ini; secara baik mengenal DiriNya Dzat yang Al GhaibNya Ilahi. Yang hati nurani, roh dan rasanya selalu maqom pada DiriNya. Karena itu yang ter-nikmat diingat-ingat dan dihayati, juga DiriNya Satu-satunya Dzat Al Ghaib Yang Wajib WujudNya. Tempat bertanya perihal DiriNya Yang Al Ghaib ini. Sebagaimana tugas dan fungsinya Rosul Ilahi. (yang dalam QS. Takwir 24 difirman-kan olehNya). Bagi hamba yang dikehendaki men-dekat kepadaNya dan ada niatan hati untuk bertanya tentang keberadaan Diri-Nya.

Ahlul-qurub : 1. (Syath) Ahli prihatin; yang bersung-guh-sungguh selalu berjihadunnafsi supaya darah yang mengalir dalam tubuhnya sebagaimana darah yang mengalir dalam tubuh Nabi Muhammad SAW, yang aliran darah dalam tubuhnya selalu mendorong semangat hidupnya dan wataknya, supaya berhasil dalam mengikuti jejak para Malaikatul Muqorrobin.

Akhlak : 1. Budi pekerti; watak; tabiat; 2. Disiplin yang juga mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan

Alam Hakekat : 1. Alam kebenaran Illahi; 2. (Syath) Rasa hati yang menyadari bahwa sebenarnya yang bisa, yang kuat, yang memiliki segala ini, yang bergerak, yang berdaya dan berkekuatan, adalah DiriNya Dzat Yang Al-Ghaib.

Alam Jabarut : (lih. Jabarut)

Alam Lahut : (lih. lahut)

Alam Malakut : (lih. malakut)

Alam Nasut : (lih. nasut)

Alam Shaghir : 1. Alam kecil. Alam Shaghir mengan-dung seluruh alam dalam bentuk laten. Alam ini adalah manusia itu sendiri; 2. (Syath) Alam tempat tajjalinya kalimat Tauhid, La Ilaha Illa Allah.

Alam Kabir : 1. Jagad besar; 2. Alam semesta raya

Alam Syahadah : 1. Alam pengalaman yang bisa diin- drai. Yang kasat mata.
Alhamdulillahirabbil ‘alamina,: 1. (Syath) Segala puji bagi Rabb semesta alam. Dengan sadar memujinya maka habislah watak ngakunya hamba, kemudian suburlah gairah mencintai DiriNya Rabb Yang me-nunjuk pada keberadaan DiriNya Dzat Al Ghaib Yang Mutlak WujudNya, Yang dirasakan dekat sekali dalam rasa hati. Karena itu menjadilah hamba yang senang hati selalu mengingat-ingat dan meng-hayati Ada dan Wujud DiriNya Rabb Sang Pendi-dik, sang Pelindung, Sang Pemelihara, Sang Penga-yom yang Menguasai seluruh alam. Alam kabir maupun alam shagir yanga da dalam dada hamba yang bertakarrub kepadaNya. 2. (Syath) segala puji hanyalah bagiNya semata, Tuhan semesta alam. Satu-satuNya yang ditaati. Sebab Dia-lah Dzat satu-satuNya yang Memiliki segala ini, yang Mendidik, Yang Memelihara Dan Mengayomi, dan Yang Mengalirkan rasa cinta hamba kepada DiriNya.
Namun bagi dada yang adalah jagatnya manusia; semisal yang ada dalam jagat raya CiptaanNya, diruwetkan oleh segala cipta angan-angannya. Lalu menggelapkan keberadaan DiriNya Yang Al Ghaib dan dekat sekali. Karena gengsi bertanya kepada AL-Hadi yang ahli dalam hal ini. Maka Wayaqdzifuuna bil ghaibi min makaanin ba’iidin, yakni hanya menduga-duga saja pada keberadaan (Ada dan WujudNya Dzat Yang) Al Ghaib dari tempat yang jauh (Q.S. Saba’. 53).
Maka yang muncul adalah hanya wataknya yang berani ngembari Diri-Nya. Ngembari AdaNya dan ngembari WujudNya. Dengan ngakunya pada ke-beradaan ada dan wujudnya dirinya. Lalu watak akunya itulah yang merajalela. Dengan komando nafsu untuk menghabisi nikmatnya hati mengingati DiriNya. Hingga puja dan pinuji yang mestinya adalah hanya layak bagi DiriNya, diserobotnya de-mi kepuasan dunia.
Padahal dengan mengucap alhamdulillahirabbil ’alamin, bagi yang dalam dadanya ada isinya dzikir yang menghayati Keberadaan DiriNya Yang Al Ghaib, dekat sekali; akan segera menghidupkan kesadarannya sebagai hamba yang bodoh, dungu, tuli, apes, hina, tidak bisa apa-apa, tidak kuat apa-apa dan tidak punya apa-apa. Kalaulah tidak karena denganNya, fadhalNya dan RahmatNya, tidak hanya apes, hina, nista, dan bahkan tidak berharga. Sahdan jalan syaitan-lah yang akan diikuti, lalu watak ngembari DiriNya menyatu dengan watak aku yang tak pernah disadari sama sekali.

Al -‘Alîm : 1. Yang Maha Mengetahui. 2. Salah satu Nama Indah Allah (asmâ al-husnâ).

Al-‘Aliyy : 1. Yang Maha Tinggi; Dia yang di atas kedudukan-Nya tidak ada lagi kedudukan yang lain, dan semua kedudukan ada di bawah-Nya. 2. Salah satu Nama Indah Allah (asmâ al-husnâ).

Allah : 1. Tuhan Yang Maha Kuasa; 2. Nama yang pa-ling agung di antara sembilan puluh sembilan nama Allah Swt., karena nama ini menunjukkan esensi yang mempersatukan segala sifat Ilahiah, sehingga tidak ada lagi sifat yang tertinggal. Juga merupakan nama yang paling khusus karena tidak ada yang dapat menggunakannya untuk siapapun kecuali Dia, baik secara harafiah maupun kiasan. Allah adalah Nama Yang Serba Meliputi (al-ism al-jâmi’) yang mengandung setiap Nama Illahi. Nama ini berarti Allah sebagaimana Dia dalam diri-Nya sendiri. 3. (Syath) Asma-Nya Zat Yang Al-Ghaib dan Wajib Wujud-Nya; (lih. Al-Ghaib).

Aqly : 1. Akal; 2. Pandangan yang lahir dari penafsiran yang didasarkan akal.

Arif : 1. Orang yang mengetahui dan mengenal Allah. Dia adalah manusia utuh dan sempurna. Sang arif telah dianugrahi Pengetahuan Illahi (ma’rifah); 2. Orang yang sadar dan bijaksana. Tuhan telah membuat sang arif menyaksikan dirinya sendiri (mafsahu), sehingga keadaan-keadan spiritual pun termanifestasikan dalam dirinya.

Arif bi Allah : 1. Orang yang sangat mengenal Allah. Orang yang telah memenuhi tujuan penciptaannya. Dia telah menyucikan dirinya dan siap menerima pengetahuan mistik tertinggi berupa Pengetahuan tentang Allah.

Arifin : 1. Orang “mengenal Allah”; 2. Orang yang mengetahui dan mengenal
Allah, menyaksikan dan mengenal Allah ke manapun mereka menatap. Mereka adalah orang yang kebingungan karena telah menemukan Allah.

Asmâ’ al-husnâ : Nama-nama Allah Yang Paling Indah. Allah memberitahukan dalam Al Qur’an bahwa Dia mempunyai Nama-nama Yang Paling Indah. Inilah Nama-nama Kesempurnaan (kamâl)-Nya yang mencakup Keagungan (jalâl) dan Keindahan (jamâl)

Asy-Syaththoor : (Syath) Hamba yang ditarik fadhal dan rahmat-Nya telah dapat mengeluarkan dari dalam hatinya semua hal tentang dunia, hingga yang tetap dalam hatinya hanyalah Diri-Nya Tuhan Zat Yang Al-Ghaib dan Wajib Wujud-Nya, Allah Asma’Nya.

Attakiyah : 1. Menyembunyikan kebenaran dalam jangka waktu tertentu hingga kebenaran tersebut siap untuk diungkapkan. 2. (Syath) Menyimpan pa-ham kebenaran terhadap keberadaan ilmu yang seharusnya selalu diingat-ingat, dihayati, dan dirasakan oleh hatinuarani, roh dan rasa terhadap Keberadaan DiriNya Dzat Yang Al Ghaib dan Wajib WujudNya, Allah AsmaNya, amat sangat dekat sekali hingga sebenarnya amat sangat nikmat dan indah diingat-ingat dan dihayati dalam rasa hati.

Attaqwa Hahuna : (Syath) Hamba yang menyungkur dalam sujudnya selalu bertasbih dan memuji Kebe-saran Tuhannya serta sama sekali tidak menyom-bongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, beristigfar dan bersalawat mejelang qiyamul-laili yang dikerjakannya dengan niatnya, dengan rasa takut dan harapnya dalam berdo’a disertai ikhlasnya dalam menafkahkan pemberian-Nya.

Auliya’ : 1. Para wali Allah; 2. Jamak dari kata wali. Suatu derajat spirititual tertinggi setelah rasul dan nabi. Auliya’ adalah para kekasih Allah Swt. Dalam Al Qur’an disebutkan, “ingatlah, sesungguhnya para kekasih Allah itu tidak pernah takut dan tidak pernah susah.” Para wali memiliki maqam bertingkat-tingkat sesuai dengan kehendak Allah.

Ayat : 1. Tanda, pengajaran dan urusan yang meng-herankan; 2. Alamat, tanda, sesuatu yang ajaib, mukjizat, teladan dan ayat Al-Qur’an; 3. Tanda-tanda dan kejadian yang terdapat dalam alam ini yang membuktikan bahwa Tuhan itu Ada, Esa, Ku-asa dan Bijaksana; 4. Berkenaan dengan kekuasaan Allah, mempunyai arti: a. Ayat-ayat yang tertuang dalam Al-Qur’an atau teks lafal-lafal Kalamullah, b. Ayat-ayat kawniyat (lih. Ayat Kawniyat).

Ayat Bayyinat : 1. Ayat-ayat terbuka; 2. Ayat yang isinya adalah perintah yang jelas dan setiap orang dapat membaca dan memahaminya.

Ayat Kawniyat : tanda-tanda kekuasaan Allah yang ter-wujud dalam hamparan alam semesta dengan segala isinya.

Ayat Mutasyabihat : 1.Ayat-ayat yang sarat makna, sehingga dapat ditafsirkan menurut cara yang ber-beda.

Ayat Qawliyah : 1. Tanda-tanda kekuasaan Allah yang ditulis dalam kitabullah lewat para Rasul-Nya.

Al Awwal, Al Akhir : 1. Yang Maha Permulaan, Yang Mahaakhir; apapun yang pertama adalah pertama sehubungan dengan sesuatu dan apa yang terakhir adalah terakhir sehubungan dengan sesuatu, dan kedua hal tersebut berlawanan; 2. Salah satu Nama Indah Allah (asmâ al-husnâ).

Al ‘Azhim : 1. Yang Maha Agung; 2. Salah satu Nama Indah Allah (asmâ al-husnâ).

Al -‘Aziz : 1. Yang Maha Perkasa, dia yang sedemikian penting sehingga sedikit yang sepertinya, namum dia juga adalah yang sangat dibutuhkan dan terbukti sulit diakses. 2. Salah satu Nama Indah Allah (asmâ al-husnâ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar