Al Ghaffar : 1. Yang Maha Pengampun. Yang Maha Mengampuni dan Maha
Menutupi. Dia yang mem-buat nyata apa yang indah dan menyembunyikan apa
yang buruk. 2. Salah satu Nama Indah Allah (asmâ al-husnâ).
Al-Ghaf’r : 1. Yang Maha Pengampun dan Maha Menyembunyikan. Berkaitan
dengan makna “Dia yang penuh dengan pengampunan” (Al Ghaffar), namum
nama ini memperlihatkan keluasaan yang tidak disampaikan oleh “Dia yang
penuh dengan pengampunan”. Dia Maha Mengampuni dalam pe-ngertian bahwa
Dia pemberi ampun yang sempurna, atau Dia adalah kesempurnaan
pengampunan, sede-mikian sehingga mencapai tingkat tertinggi
peng-ampunan. 2. Salah satu Nama Indah Allah (asmâ al-husnâ).(lih. Al
Ghaffar).
Al-Ghaib (Al Ghayb) : 1. Misteri, kegaiban atau Misteri Segala
Misteri; 2. Ungkapan hadis “Tak ada sesuatu pun menyerupaiNya” mengacu
kepada Al Ghayb. Inilah ketidakterbandingan-Nya yang berada diluar
jangkuan visi hamba; 3. Segala sesuatu yang Allah sembunyikan dari
hamba-Nya karena kondisi hamba-Nya dan bukan karena Allah. Untuk
menca-pai al-ghayb sang hamba dan pecinta diperintahkan, “Tinggalkan
dirimu sendiri dan datanglah!”; 4. (Syath) Ada dan Wujud Diri-Nya Dzat
satu-satu-Nya Yang Mutlak dan Wujud-Nya, dekat sekali dalam rasa hati,
selalu menyertai dan senantiasa meliputi hamba-hamba-Nya. 5. (Syath)
Isi-Nya Huw; 6. Isim yang mufrad dan ma’rifah. Menunjuk pada keberadaan
Satu-SatuNya Dzat Yang Allah AsmaNya, mutlak wujudnya dan ma’rifah.
Jelas amat sangat dekat sekali dan jelas-jelas amat sangat mudah dan
indah untuk selalu diingat-ingat dan dihayati dalam rasa hati, apabila
jihadunnafsinya menjadikan rela bertanya kepada ahlinya.
Ghairil maghdhubi ‘alaihim walaadhaalliin. : (Syath) Bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Jalan yang dimurkai adalah jalan yang iblis sebagai pemimpinnya.
Hingga watak dan pandangan-pan-dangannya dengan sendirinya juga mengikut
kepa-danya. Yang selalu memandang indah, baik dan be-nar berdasarkan
watak akunya.
Yang dimurkai adalah mereka yang memilih jalan bukan jalan
kehendakNya. Karena enggan, acuh, sombong dan angkuh. Lalu watak aku
yang diko-mandoi nafsu yang berbicara, maka watak abaa wastakbaranya
menjadikannya tidak mengikut jejak para malaikaNya. Yang taatnya kepada
diriNya bahkan rela diperintahkan sujud taqorrub. Yakni memperlakukan
diri kal-mayyiti bagai mayit dihadapan wakil Ilahi yang ada di bumi
hingga sekarang ini.
Jalan mereka yang sesat adalah mereka yang telah dikunci mati atas
hatinya dan pendengarannya. Penglihatannya ditutup. Karena itu mereka
ini sama sekali buta dan tuli terhadap keberadaan Al HaqNya sebagaimana
firmanNya dalam QS 17 ayat 72 “ dan barangsiapa yang buta (mata hatinya)
di dunia ini, niscaya di akherat ia akan lebih buta dan lebih tersesat
jalan (nya)”. Yakni tidak kembali pulang kepada Tuhan.
Dan yang sesat karena taghut yang jadi pilihan kenikmatan dan
kesenangan. Yakni mereka yang hati, rah dan rasanya dicelupkan kedalam
nafsunya. Hingga nafsu yang hakekatnya adalah dunianya manusia menjadi
raja yang menguasai jagad manusia yang ada dalam dadanya. Lalu mereka
menjadi orang-orang yang lebih menyukai kehi-dupan dunia. Daripada
kehidupan akhirat (yang hidup langgeng dengan Tuhannya), dan mengha-
lang-halangi manusia dari jalan Allah serta meng-inginkan agar jalan
Allah itu bengkok. Mereka itulah yang hidupnya ada dalam kesesatan yang
jauh. (FirmanNya di Surat Ibrahim ayat 3).
AL Ghaniyy, Al Mughni : 1. Yang Maha Kaya; Yang Maha Mencukupi, 2. Salah satu Nama Indah Allah (asmâ al-husnâ).
Al-Ghazali : lih. Iman Al-Ghazali
Gerjalibin : 1. (Syath) Singkatan, Gerakan Jama’ah Lil-Muqorrobin, 2.
(Syath) Organisasi didalam menja-lankan dhawuh Guru, wadah lakon dan
pitukonnya murid yang menuntut Ilmu Syaththariyah; 3. (Syath) Gerakan
hati nurani, roh dan rasa yang di-latih dan dididik supaya selalu
bergerak mendzikiri Ada dan Wujud-Nya Satu-Satu-Nya Dzat Yang Mutlak
Wujud-Nya (Isi-Nya Huw) untuk didekat-kan oleh Allah SWT kepadaNya
Ghibah : 1. Menggunjing; 2. Mengumpat; 3. Memfitnah; 4. Mengatakan
hal-hal tentang seseorang yang tidak hadir yang akan menyedihkannya atau
menjijikan bila dia mendengarnya; dan pada umumnya diang-gap merugikan
(reputasi orang) dengan maksud merusak (reputasinya) dan meremehkannya;
jika benar disebut ghibah jika salah disebut buhtan (mengumpat,
memfitnah).
Al Ghuyub : 1. (Syath) Sesuatu yang tidak dapat dilihat dengan mata
fisik, dibangsakan gaib tetapi bukan DiriNya Illahi. 2. (Syath) Makhluk
Tuhan yang dibangsakan ghaib, tidak nampak oleh mata.
Guru Yang Hak dan Sah : 1. (Syath) Washitah Yang Hak dan Sah. 2.
(Syath) Pengganti/wakil-wakil Nabi SAW sebagai putra-putranya yang suci
dalam satu mata rantai silsilah yang secara gilir gumanti tidak pernah
terputus sama sekali hingga kini dan sampai kiamat nanti (disebut hak);
dan atas petun-juk dan perintah Allah Swt secara sah memperoleh ijin
dari Guru yang sebelumnya guna melanjutkan tugas dan fungsinya dengan
cara digulawentah dan dipersiapkan sebagai penerus/pengganti Junjungan
Nabi Muhammad SAW sebagai Rasulullah. Disebut juga Al Mahdi (Lih. Imam
Mahdi, Al Qaim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar