Al- Faatehah : 1. (Syath) Salah satu surat dalam Al Qur’an bernama
Al-Faatehah. Surat ini diturunkan di Mekah dan merupakan surat yang
pertama-tama diturunkan lengkap 7 ayat. Disebut Al Faatehah karena
dengan surat ini dibuka dan dimulai Al Qur’an yang merupakan bacaan
sangat mulia, pada kitab yang terpelihara di Lauh MahfudzNya, dan tidak
akan dapat menyentuh kecuali hamba-hamba yang disucikan olehNya. 2.
(Syath) Al Faatehah yang Ummul Kitab, menghimpun seluruh isi dan
kandungan Al Qur’an. Karena itu apabila mengeta-hui intinya, merupakan
ruuhul-ruuh, merupakan wadah “mata hati” ketika menyaksikan Ada dan
Wujud DiriNya Dzat Al Ghaib Yang Wajib WujudNya.
Fadhal : 1. (Syath) Fadhl; 2. (Syath) Kemurahan, anu-gerah dan
karunia; 3. (Syath) Karunia dan anugerah Allah dari rahmat-Nya yang
tidak terhingga.
Fakir (Al-Faqier) : 1. Miskin, tidak mempunyai apa-apa; 2. (Syath)
Orang yang hatinya menyadari hanya sebagai hamba yang tidak bisa
apa-apa, kalau tidak dengan Tuhan. Kesadarannya selalu berupaya agar
dirinya tetap bersandar/ deple-deple kepada Yang Maha Bisa, berusaha
tidak mengakui apa saja yang ada dalam dirinya; 3. (Syath) Orang yang
hatinya menyadari dirinya tidak bisa mendekat kepada Tuhan kalau tidak
mendapat rahmat dan fadhal-Nya; 4. (Syath) Orang yang hatinya menyadari
bahwa yang direalisasikan hanya dengan sak derma nglakoni saja; 5.
(Syath) Orang yang hatinya me-nyadari bahwa dirinya seorang hamba yang
sangat butuh/memerlukan pertolongan dan belas kasih Tuhan; dirinya
hanyalah seorang murid, 6. (Syath) Orang yang hatinya menyadari bahwa
dirinya bagaikan musafir ditengah lautan, makin banyak minum air laut
makin haus, makin banyak ilmu yang telah diterima makin merasa bodoh
dirinya; 7. (Syath) Orang yang hatinya menyadari bagai seba-tang padi,
makin bertambah ilmunya, makin banyak nelangsanya maring Allah, makin
negla (tampak dengan jelas) segala kekurangan dan kebodohannya.
Fana : 1. Rusak (hilang, mati); tidak kekal; 2. Matinya nafsu,
kemauan diri, kesadaran diri, yang melahir-kan kebangkitan spiritual
menuju kehidupan abadi; 3. Kedekatan kepada Cahaya Maha Cahaya yang
didalamnya api cinta abadi menyala, sebelum ia berubah membakar diri,
sebelum ia menyemangat-kan sang Pencipta dalam pelukan kesatuan; 4.
Akhir dari perjalanan menuju Allah. 5. Peleburan diri da-lam Allah
Fana Dzat : 1. (Syath) Membuktikan mati selamat; 2. (Syath) Hamba
yang ditarik membuktikan Dawuh Guru, yakni rasanya yang dirasakan Hanya
Ada dan wujud-Nya Tuhan, karena memperoleh beberan, sawab, berkah dan
pengestunya Washithah
Fana ‘Fillah : 1. (Syath) Meniadakan aku karena hanya merasakan
Adanya Sang Maha Tahu. 2. (Syath) Murid yang berada dalam derajat
manggon (selalu bertempat tinggal dalam Dawuh Guru). 3. (Syath) Hamba
yang sadar seyakin-yakinnya bahwa yang Bisa – Tuhan, Yang Kuat – Tuhan,
Yang pemilik segala yang biasa diaku – Tuhan, sadar seyakinnya bahwa
yang obah osik – Tuhan. Demikian pula dengan yang Ada dan Yang Wujud.
Dalam rasa hatinya yang nampak hanya Tuhan.
Fardhu ‘ain : 1. (Syath) Kewajiban yang tidak bisa di-hindari bagi orang yang mengaku beragama Islam.
Fasik : 1. (Syath) Orang-orang yang melanggar perjan-jian dengan
Allah, (tentang kesaksiannya terhadap Diri-Nya di dunia ini Al Ghaib,
supaya dapat me- nyaksikan kembali) sesudah perjanjian teguh; 2. (Syath)
Orang yang memutuskan apa yang diperin-tahkan Allah untuk
menghubungkannya; yang menghubungkan manusia dengan Tuhannya (rasul-Nya
dan penerusnya yang hak dan sah).
Fatihil Ghuyub : (Syath) Tugas kerasulan Nabi Muhammad SAW untuk
membuka beberapa hal yang nyamar (ginaib). Hal tersebut adalah :
a. Ginaib hatinurani : agar dapat terbuka dengan ilmu yang
seyakinnya mengenal dan mengetahui Ada dan Wujud DiriNya Dzat Yang Al
Ghaib, Wajib WujudNya, Allah asmaNya, hingga dengan mudah dapat
diingat-ingat dan dihayati.
b. Membuka ginaib ruh : supaya hamba ini menya- dari bahwa ruh yang
menjadikan hamba ini ber-daya, bertenaga adalah ruh Illahi; adalah
hakNya Allah dan milikNya.
c. Membuka ginaibnya siir; sehingga rasa yang oleh manusia biasanya
habis untuk merasakan apa saja yang berkaitan dengan pancaindranya dan
jiwa-raganya, keinginan nafsu dan syahwatnya serta watak akunya dapat
dilatih dan dididik untuk merasakan betapa nikmatnya dan betapa indahnya
mengingat-ingat dan menghayati (mendzikiri) DiriNya Dzat Al Ghaib Yang
Allah AsmaNya.
Al Fattâh : Yang Maha Membuka (hati). Dia yang dengan kekuasaan-Nya,
apapun yang tertutup men-jadi terbuka, dan dengan petunjuk-Nya apapun
yang tidak jelas menjadi jelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar