Al Badi’ : 1. Yang Maha Pencipta; adalah sedemikian sehingga tidak
dikenal adanya sesuatu yang menyerupainya; 2. Salah satu Nama Indah
Allah (asmâ al-husnâ).
Al Ba’its : 1. Yang Membangkitkan yang mati; Dia yang menghidupkan
makhluk-makhluk pada hari kiamat; yang membangkitkan mereka yang ada di
dalam kubur (QS. 100 : 27) dan yang mengungkapkan apa yang ada di hati
manusia (QS.100:10). 2. Salah satu Nama Indah Allah (asmâ al-husnâ).
Bala Sirullah : 1. (Syath) Sahabat setia lahir batin yang dengan
sabar dan tawakkal berusaha untuk dapat mencapai tingkat dan martabat
rasa (lih.martabat rasa).
Al Baqi : 1. Yang Maha Kekal; adalah wujud yang keberadaannya itu
sendiri niscaya; 2. Salah satu Nama Indah Allah (asmâ al-husnâ).
Al Barr : 1. Yang Mahadermawan; 2. Salah satu Nama Indah Allah (asmâ al-husnâ).
Al Bari’ : 1. Yang Mengadakan dari Tiada. Yang Maha Mengatur dengan
Keselarasan Sempurna. 2. Salah satu Nama Indah Allah (asmâ al-husnâ).
Al Bashir : 1. Yang Maha Melihat; Dia yang menyak-sikan dan melihat
sedemikian rupa sehingga tidak ada yang tersembunyi atau jauh dari-Nya,
sekalipun yang ada di dalam bumi. 2. Salah satu Nama Indah Allah (asmâ
al-husnâ).
Al Basith : 1. Yang Maha Melapangkan. 2. Salah satu Nama Indah Allah (asmâ al-husnâ).(lih. Al Qabidh).
Al Bâthin : (lih. Azh Zhahir)
Beberan : 1. (Syath) Memperoleh limpahan safa’at/-pertolongan dari Guru yang hak dan sah.
Berkah : 1. (Syath) Bai’ah; 2. (Syath) Salah satu tata cara yang
harus dilewati untuk memperoleh ilmu Syaththariah yang diisikan kedalam
rasa hati; 3. (Syath) Memperoleh keberkahan ilmu tentang Zat Allah dari
Guru yang hak dan sah; untuk memenuhi firman Allah dalam QS: 48.
Al-Fath; 10.
Beriman yang Ma’rifatun : 1. (Syath) Orang yang hati nuraninya telah
mengenal dan mengetahui Ada dan Wujud Diri-Nya Dzat Yang Al-Gahib (lih.
Al-Ghaib).
Bismillahirrahmanirrahim : 1. (Syath) Dengan menye-but Nama Allah
Dzat Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Pada ayat pertama ini
Bismi-nya gandeng menjadi satu. Sebab dengan menyebut Nama-Nya berarti
(seharusnya) rasa hati telah mengenali Ada dan Wujud Diri-Nya Dzat Yang
empuNya nama Allah yang meskipun Al Ghaib, nyata sangat dekat sekali
dalam rasa hati. Artinya sama dengan telah mengetahui rahasia yang ada
pada titiknya ba’.
Maha pemurah karena Dialah Dzat Yang melim-pahkan segala kebutuhan
hidup dari kehidupan hamba-hambaNya. Bahkan kepada hamba yang ka-firpun
Allah meliputinya. Sebab hamba yang kafir-pun kalaulah tidak dengan
ijinNya, bernafaspun tidak apalagi hingga berdaya dan bertenaga. Hanya
saja lalu diaku dan diperalat oleh hawa nafsu dan syahwatnya. Namun sama
sekali tidak disadarinya, karena itu betapa hebat ancaman azab yang
diterima oleh mereka.
Yang Maha Penyayang karena Dialah Dzat yang senantiasa menyayangi
hamba-hamba pilihanNya. Supaya selalu berada pada keimanan dan ketaqwaan
yang benar-benar sejalan dengan kehendakNya. Dan cara menyayanginya
justru diuji dengan ber-bagai cobaan yang bermacam-macam. Dan karena
disayangi, hamba yang demikian sadar sesadar-sesadarnya bahwa
diwujudkannya berjiwa raga dalam kehidupan dunia memang sebagai tempat
ujian dari DiriNya. Karena itu justru akan malah menyuburkan niat dan
tekadnya dalam berlaku sabar dan tawakkal membuktikan jihadun-nafsinya
demi mendekat kepadaNya sehingga sampai dengan selamat dan bahagia
bertemu lagi dengan DiriNya.
2. (Syath) Pembukaan yang membuka terhadap Ada dan Wujud Diri-Nya
Dzat Al GhaibNya yang dekat sekali dalam hati yang mencahaya. Hingga
apabila Bismillahirrahmanirrahim diucapkan dengan kata, Rasa hati
langsung menghayati Diri-Nya Dzat Yang Al Ghaib Wu-judNya. Lalu
mencahaya dengan Diri-Nya.
Dan kenalnya hati yang padanya ada pancaran cahaya-Nya yang
menyejukkan ini. Pada kebenaran Al-Hadi yang dipercaya Ilahi sebagai
wakilnya menjadi rasa jiwa yang selalu hidup dengan DiriNya. Menadikan
jiwa dengan Arrahman dan Arrahim-Nya. Dapat menikmati rasa ngumawula
kepadanya. Karena itu betapakah yang ada dalam dada. Apakah tidak pernah
diperhatikan. Lalu apakah tidak kamu tolong sendiri untuk
menyela-matkan.
Bitahsiinil Akhlaq : 1. Bagusnya budi pekerti, 2. (Syath) Bagusnya
akhlak yang terbentuk dari seseorang yang ilmunya manfaat, yakni
seseorang yang dengan ilmunya itu selalu mengetahui terhadap aibnya
diri. Selalu mengetahui terhadap aibnya mencintai kepada dunia, serta
mengetahui terhadap bencananya amal baik yaitu watak takabur, sum’ah,
ujub dan ria.
Buah Dzikir : (Syath) Beberapa buah, berkah atas membekasnya dzikir
antara lain : 1. Sepinya batin dari berbagai kecondongan apa saja
selain-Nya hingga sampai pada membuktikan selamatnya mati; 2. Tidak ada
rasa kumandel kepada apa saja dan siapa saja, selain hanya kepada Dzat
Allah Swt; 3.Pada soal makanan dan yang semacamnya makan- an, sepertinya
menjadi banyak sekali serta mencu-kupi walaupun sebenarnya (seandainya
dihitung) sedikit; 4. Diamnya lisan atas keadaan dunia dan semua yang
menjadikan senang dan nikmatnya dunia; tidak memuji dan tidak mencela;
5. Terbu-kanya hijab yang mendinding hati sehingga akan dapat mengetahui
berbagai macam indahnya ajaib-Nya dan juga terhadap beberapa rahasianya
alam rasa.
Budi pekerti yang bagus : (Lih. Bitahsiinil Akhlaq)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar