Senin, 03 Oktober 2011

Perwujudan Alam tanda Adanya Allah

"Segala sesuatu yang wujud di alam ini sesungguhnya gelap, yang menyinari adalah Nur Ilahi. Barang siapa yang melihat perwujudan alam ini, tapi dia tidak menyaksikan Tuhan di dalamnya, atau disisinya, sebelum atau sesudahnya, pastilah cahaya itu menyilaukan dan menghalangi dari cahaya makrifat. Itu disebabkan adanya kabut yang menutupi dari sisi segala perwujudan ini."

Sesungguhnya pada mulanya alam semesta ini tidak ada. lalu Allah, Sang pencipta menghamparkan bumi dan lautan. Dia meninggikan langit, bersama matahari, bulan dan bintang. Di atas bumi terdapat tumbuhan dan berbagai makhluk yang terus berkembang menjadi bermilyar banyaknya. Di dalam lautan terdapat ikan-ikan. Di dalam perut bumi terdapat binatang-binatang.

Maka bagi orang yang mau menggunakan pikiran secara jernih, tentu akan dapat memahami bahwa sesuatu yang semulanya tidak ada, kemudian ada, maka pasti ada yang menciptakan.

Minggu, 02 Oktober 2011

Belenggu Syahwat Menghalangimu Menuju Allah

"Bagaimana mungkin hati dapat memencarkan cahaya, sedangkan di dalamnya terlukis gambar duniawi. Atau bagaimana mungkin hati dapat menuju Allah kalau ia masih terikat oleh syahwat (keinginan). Bagaimana hati akan mempunyai keinginan yang kuat agar masuk kepada kehadirat Allah, padahal hatinya belum suci dari 'janabah' kelalaiannya. Atau bagaimana bisa berharab agar mengerti rahsia-rahasia yang halus, padahal ia belum bertaubat untuk menebus kesalahannya."

Jika hatimu keruh dan dekil, laksana cermin berdebu, maka tak mungkin engkau mengenal Allah. Pengenalan terhadap Allah itu dapat dilakukan oleh hati yang jernih, tidak berdebu dan tidak berpenyakit.
Selama gambaran-gambaran keinginan duniawi masih menyibukkan pikiranmua, maka hatimu masih saja tak bisa lepas dari debu syahwat (keinginan) itu sendiri. Inilah yang menjadikan hati buta.
Gambaran duniawi yang tertangkap oleh cermin hatimu membuat engkau menguras energi secara sia-sia. Permainan pikiran silih berganti, pulang dan pergi dari kalbumu. Keinginan demi keinginan tak pernah dapat terpuaskan. Itulah yang disebut syahwat.
Agar hatimu bersih dari debu-debu itu, maka bersungguh-sungguhlah menghapus gambaran-gambaran duniawi yang menghalangimu dalam menuju Allah. Bersihkan jiwa dari kesalahan-kesalahan, baik terhadap Allah ataupun terhadap sesama manusia.
Dalam Al-Qur'an surat An-Nisa' ayat 17, Allah berfirman, "Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kebodohannya yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima taubatnya. Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana."
Carilah ilmu yang benar tentang masalah-masalah kedalaman misteri gaib. Artinya, ilmu yangmenuju kepada misteri Allah. Rosulullah SAW. bersabda, "Barang siapa yang mengerjakan sesuatu yang sudah diketahui, maka Allah akan mewariskan kepadanya pengtahuan sesuatu yang belum diketahui."
Ingatlah bahwa membiarkan syahwat akan membuat engkau lepas kendali dan keluar dari jalan Allah.

Diambil dari kitab/buku : Intisari Kitab AL-Hikam.


Mengasingkan Hati Dari Kesibukan Tak Berarti

"Tiada yang dapat memberi manfaat bagi seseorang kecuali beruzlah. Sebab dengan beruzlah manusia dapat berpikir dengan jenis."

Tentu engkau sudah tahu makna beruzlah, yaitu mengasingkan diri. Namun seringkali engkau menfsirkan dengan cara berpikir dangkal. Engkau meninggalkan anak dan istrimu, bahkan menelantarkan mereka. Lalu pergi ke gunung-gunung, ke dalam hutan, dan masuk ke goa. Tujuanmu menghindari kesibukan manusia, menyepi, bertapa atau bersemedi. Padahal islam tidak mengenal amalan bertapa atau bersemedi.
Oleh karena enkau ingin menjernihkan hati dan ingin menghindar dari hiruk pikuk dunia, lalu engkau pilih beruzlah. Engkau pergi ke tempat terpisah dengan manusia. Namun anak istrimu kau biarkan kelaparan. Kewajibanmu terhadap sesama manusia engkau abaikan.
Badanmu memang terpisah dari keramaian dan lalu-lalang pergaulan sesama manusia. Namun hatimu tak bisa membendung keluar masuknya pikiran yang berpangkal tentang duniawi. Inipercuma! Tak berguna! Padahal engkau berniat untuk mengheningkan dan menjernihkan hatimu agar lebih dekat kepada Allah. Tetapi tak mungkin, selama ada tali pengikat di hatimu terhadap duniawi, maka jalan pikiran tak akan bisa terbendung. Permainan pikiran yang mengganggu itu silih berganti, datang dan pergi. Justru hatimu bertambah ramai oleh pikiran duniawi.
Uzlah yang seharusnya engkau lakukan adalah menghinakan hati dari keramaian pikiran duniawi. Tak harus uzlah ke tempat sepi. Namun Bagaimana caranya agar hatimu terbebas dari debu-debu dosa, terbebas dari kebingungan dan kekhawatiran terhadap takdir Tuhan, lepas dari hasrat dan ambisi duniawi, serta terhindar dari syirik.
Heningkan hatimu dan cobalah untuk mengekang hawa nafsu. Hati perlu diheningkan, kemudian diisi dengan perenungan dan peningkatan kesadaran kepada Allah.
Ketika melakukan perenungan, maka yang paling penting adalah engkau harus benar-benar musahabah (introspeksi diri). Sudah jauhkan dirimu meninggalkan Allah karena permainan hidup di dunia yang membutuhkan energi dan pikiran? Pengalaman lahir itulah yang harus diendapkan menjadi jernih sehingga batinmu bercahaya.

Diamil dari kitab/buku " Intisari Kitab Al-Hikam.

Sabtu, 01 Oktober 2011

Dua Unsur Dalam Diri Manusia


Saya pernah dberi tahu oleh guru saya bahwa manusia itu berasal dari 2 unsur yang di dalamnya itu akan menentukan sifat dan tabiat seorang manusia pada umumnya.Unsur tersebut di antaranya :

 1. Unsur malaikat(hitam)
 2. unsur iblis(putih)


Maksud dari itu semua, adalah bahwa manusia itu mempunya unsur yang pertama adalah unsur malaikat, dimana unsur inilah yang menjelma dalam nafsu muthmainah, sedangkan unsur ini terdapat dalam diri manusia mulai dari ujung kepala sampai dada.Sedangkan unsur yang kedua adalah unsur iblis, dimana inilah yang menjelma dalam nafsu amarah dan syahwat.

Dari sini kita bisa tahu apakah kita menuruti unsur iblis atau menuruti unsur malaikat...? Maka dari itu pelihara hati kita demi mengendalikan nafsu kita dengan baik. Namun jika kita malah terjerumus dalam unsur iblis, maka cepat-cepatlah bertaubat, Allah Maha Pengampun.

Benih Yang Ditanam Berbuah Kebahagian

"Tanamlah wujudmu dalam bumi kerendahan tak dikenal, sebab sesuatu yang tumbuh tanpa ditanan buahnya jadi tidak sempurna"

Jangan kau mengharap pohon akan berbuah baik jika benihnya engkau lemparkan begitu saja. Sesungguhnya benih yang dipilih dari yang terbaik dan ditanam, kelak akan menjadi pohon yang berbuah sempurna. Begitu pula dengan amal yang engkau lakukan, jika engkau lakukan sembunyi-sembunyi, ibarat benih kau tanam dalam bumi, maka akan berbuah kebahagiaan.

Artinya, sebagai orang yang ingin menempuh jalan makriftat, hendaknya membiasakan diri untuk beramal ikhlas. Lebih sempurna lagi jika amalmu itu tidak kau tampakkan secara lahiriah kepada sesama makhluk. Ini dapat menghindari dekilnya kalbumu dari sifat riya'.

Manusia yang beramal taat kepada Allah tetapi dengan asal-asalan, tetapi ditampak-tampakkan maka amal itu akan menjadi busuk. Jika engkau melakukan hal itu, tentu yang engkau dapatkan kelak bukanlah rahmat dari Allah, melainkan celka. Amal semacam ini ibarat engkau melempar benih sembarangan dan dilihat setiap orang lalu-lalang.

beramal dengan dibebeni berbagai muatan, misalnya engkau beramal karena ingin pahala, takut neraka, ingin mendapatkan penghargaan, terangkat nama baikmu di mata manusia, maka tentu buahnya asam. bahkan benih yang kau tanam berubah pahit, pohonnya berduri sehingga justru menyusahkan dirimu sendiri.

Amal yang baik adalah yang dipilih dari benih baik. Artinya amalan itu didasarkan pada syari'at yang benar sebagaimana yang telah diterangkan dalam hadist shahih maupun Al-Qur'an. Lalu ditanam didalam tanah, artinya sembunyikanlah amal kebaikan itu jangan sampai manusia cenderung memberi pujian kepadamu. Pastikan bahwa Allah jua yang tahu kebaikan yang telah kau amalkan. Inilah sebuah pohonyang kelak akan berbuah kebahagiaan.


Diambil dari buku/kitab : Intisari Kitab Al-Hikam.

Amal Ibarat Sangkar, Ikhlas Ibarat Burung

"Bentuk amal yang nyata itu hanyalah 
kerangka yang tegak, sedangkan hakikatnya dalah wujud rahasia keikhlasan"

Engkau telah menyadari bahwa setiap amal itu bergantung kepada niat dan bukan kepada pernuatanmu. Tetapi harus pula diingat, meskipun engkau sudah memasang niat, tetapi jika itu tidak ikhlas, maka ibarat sangkar tak ada isinya. Ibarat tak berjiwa.

Amal merupakan penjelmaan dari niat dan keinginan di dalam hati. Ada niat dan keinginan dalam hati, lalu duwujudkan dalam tindakan, maka barulah disebut amal. Amal tak akan gagal jika ada kecocokan dengan niat. Tetapi niat saja belum cukup jika tidak ikhlas.
Sayid Sabiq pernah berkata, "Secara sengaja dengan ucapan, tindakan dan jihat hanya karena Allah semata dan mengharap ridlo-Nya saja. Inilah yang disebut ikhlas. Bukan karena niat mengharap harta, pujian, jabatan, atau kemasyhuran. Amal yang disertai dengan niat ikhlas akan terangkat dari sesuatu yang tercela.

Sesungguhnya jika setiap tindakan mu itu kau sertai  dengan niat ikhlas hanya kepada Allah, maka secara tidak langsung engkau telah menyapu debudalam kalbu. Debu yang dimaksudkan adalah bahaya-bahaya ujub, riya' dan sejenisnya.

Rosulullah mengajarkan tentang pokok-pokok amalan ikhlas, "Sesungguhnya Allah tidak akan menilai bentuk tubuhmu dan tidak pula melihat rupamu, namun Dia menilai hatimu." Lalu dalam sabdanya yang lain, "Manusia itu seluruhnya akan binasa, kecuali mereka yang beriman. Mereka yang beriman itu seluruhnya akan binasa, kecuali yang beramal. Dan mereka yang beramal seluruhnya akan binasa, kecuali mereka yang ikhlas."

Ditinjau dari ikhlas dalam beramal ta'at, maka manusia itu dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok. Keikhlasan golongan manusia ibadah berbeda dengan golongan muhibbin. Golongan ibadah beramal hanya kepada Allah semata, dengan berharap mendapatkan surga dan terhindar dari neraka.

Tingkat menusia muhibbin agak sempurna lagi. mereka beramal di sebabkan kecintaannya kepada sang Khaliq. beralam bukan ingin mendapatkan pahala dan buakan karena takut neraka.

tingkatan makrifat lebih sempurna. Mereka ini beramal tetapi tidak merasa beramal. Setiap amal baik yang dilakukan itu diyakini sebagai dorongan dan kehendak Allah. Terhadap amal baikpun itu, ia tisak merasa mempunyai kekuatan atau energi sedikitpun. Sehingga, dia tidak mengharapkan apa pun dari Allah. Semuanya terserah ALlah.

Sekarang, cobalah engkau bermuhasabah (introspeksi diri), masuk dalam tingkatan manakah amal ibadahmu? Jika ingin menempuh jalan makrifat, maka engkau harus untuk menduduki tingkatan terakhir.

Maka pemahaman tentang amal, niat, dan ikhlas haruslah direnungkan. Sesungguhnya amal itu hanyalah bentuk lahiriah yang ibaratnya sangkar. Sedangkan keikhlasan merupakan sumber kekuatan dan kehendakmu. Karena itu gantungkanlah harapanmu hanya kepada Allah semata...!!


Diambil dari kitab/buku Al-Hikam.

Mengapa Engkau Beramal

"Berbagai jenis amal yang tampak adalah karena 
beragamnya keadaan yang berasal dari hati"

Setiap amal selalu didahului dengan niat. Tampa adanya niat di dalam hatimu, maka mustahil engkau berbuat, tak mungkin engkau beramal. Niatmu adalah tolak ukur dari setiap amal pernuatanmu. Niatmu baik, aman menghasilkan buah yang beik pula sebaliknya.

Dalam hadist yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim diterangkan bahwa Rosulullah SAW. pernah bersabda, "sesungguhnya sah dan tidaknya suatu amal itu bergantung kepada niatnya. Maka barangsiapa yang berhijrah semata-mata taat kepada Allah dan Rosul-Nya, maka hijrah itu diterima Allah dan Rosul-Nya. Orang yang berhijrah karena mencari keuntungan duniawi atau wanita yang ingin dikawininya, maka hijrahnya terhenti pada keinginan itu."
Salah satu yang menyebabkan hati berdebu karena amal perbuatan yang engau lakukan disertai dengan niat yang tidak tepat. Padahal sebagai orang yang ingin menapaki jalan makrifat, segala sesuatunya itu berujung kepada ALlah. Amalan apapun merupakan pengorbanan hamba bagi sang Khaliq.

Berhati-hatilah mengawali niat bagi amal perbuatan yang hendak engkau lakukan. Niatmu melakukan ibadah tetapi semata-mata untuk mencari surga, maka sama halnya sebagai pekerja kuli yang hanya ingin mendapatkan bayaran dari juragannya. Padahal seorang kuli yang bekerja dengan niat menyenagkan hati juragan, maka ia akan mendapatkan dua imbalan. pertama imbalan berupa bayaran, kedua adalah sikap tuannya yang 'senang' kepadanya.
Begitu pula jika niatmu itu bermuara kepada Allah, insyaALlah engkau akan mendapatkan segala-galanya. Sesuatu yang tak ternialai harganya itu tak perlu kau risaukan, karena Allah telah berjanji akan memberinya. jangan terlalu diharapkan, dan seharusnya engkau serahkan; diberi atau tidak, itu urusan-Nya.


Di ambil dari buku/kitab : Intisari Al-Hikam

Jumat, 30 September 2011

Allah Berkata " Kau Ini Sombong"

Dalam sebuah riwayat mengatakan :

'Allah mengatakan KAU INI SOMBONG kepada seseorang yang dengan sengaja menurunkan kainnya(kain sarungnya) yang melebihi mata kaki,maka dari itu naikkan kainmu di antara mata kaki dan lututmu(di tengah"nya) dan bapak saya mengatakan juga bahwa Allah tidak akan memasukkan dia ke dalam surga.

Semoga kita bisa menjaga tersebut,.......amien....

Ingatlah Mati dan Berdo'alah

Ada riwayat yg menceritakan sebagai berikut :
Ada sekelompok sahabat yg sedang bercada dengan tertawa terbahak",dan rosulullah pun menghapirinya dan bersabda :"sesungguhnya jika kalian mengingat mati maka kalian tidak akan tertawa seperti ini."
Semoga tidak selalu mengikuti nafsu...amien..



Doa adalah senjata para mukmin,dan setiap kata adalah,dan senja yg mematikan,da sangat sakit adalah lidah,maka dari itu mari kita berdoa dlm kebaikan dunia maupun akhirat,dan berdoa untuk orang lain dan diri kita sendiri,dan mari kita jaga lidah kita dari orang lain dan diri kita sendiri...semoga Allah memberkati...amien...

Biarkan Anjing Menggonggong

Janganlah engkau menghina agama lain,begitu juga jika agama kita di hina oleh kaum agama lain,maka jangan kau hiraukan...apa lagi sampai melakukan perlawanan secara fisik....
Sesungguhnya perbuatan tersebut menyeleweng dari ajaran Al-Qur'an(ALLAH),dan itu menunjukkan kesabaranmu dangkal...
Dan jangan khawatir atas janji Allah(janji bahwa Allah akan menjaga Agama ini[islam] sampai hari kiamat),karena Allah tidak akan ingkar janji...
Sabar...Sabar...!

jangan Su'udzon Kepada-Nya dan Bersihkan Hatimu

Janganlah seorang hamba terlalu banyak meminta,karena itu menunjukkan bahwa hamba su'udzon kepada-Nya,kenapa bisa begitu...?
Karena hamba khawatir kepada-Nya,kalau Dia tidak memberi kepada hamba,padahal tidak ada yg tidak mungkin bagi-Nya,apa susahnya segala sesuatu bagi-Nya,asalkan Dia berkehendak...
Jangan khawatir...
Karena Dia adalah Rajanya para raja,yg Maha Memelihara...
Sekali lagi jangan khawatir,tidak mungkin Dia ingkar,karena Dia Maha Benar...



Salah satu pembersih penyakit hati adalah dzikir,karena dalam dzikir terdapat kegiatan mengingat Allah...lebih baik lagi jika di barengi dengan tafakur,karena dalam tafakur akan menghasilkan yg namanya fanak(meniadakan selain Allah dalam hatinya)...
Amien...!

jangan Tertipu..!!

Dalam keadaan hamba kaya[dunia],maka hamba tsb akan banyakmembanggakan diri,sombong,kikir,dan masih banyak lagi masih banyak lagi mudhorotnya dari pada manfaatnya,tinggal yg menjalani bagaimana.
Sedang hamba yg di beri kekurangan,maka hamba tsb akan banyak putus asa,su'udzon kepada-Nya,dan lain-lain.
Sesungguhnya itu semua(kekayaan dan kekurangan)adalah pemberian dari-Nya yg jika di pikir lebih dalam banyak mengandung ujian-ujian dari-Nya,akankah hamba itu bersyukur[dalam tindakan dzohir dan batin]atau malah kufur nikmat jika di beri kekayaan..?
Dan akankah hamba yg di beri kekurangan mau bersabar,atau malah su'udzon kepada-Nya...?
Renungkan...!

Pilih Yang Mana..?

Saat hamba merasa semangat melakukan sebuah ibadah,maka saat itulah karunia-Nya turun,hanya karena karunia-Nya hamba bisa semangat,...
Saat hamba merasa malas melakukan sebuah ibadah,maka saat itulah Dia menyapa hamba,hanya Dia yg bisa membolak balikkan hati hamba....
karena itu semua(semangat dan malas)adalah bukti bahwa Allah maha kuasa,yg bisa membolak-balikkan hati seorang hamba,saat hamba semangat akankah hamba terjerumus dalam nafsu?(karena menginginkan selain Allah,contoh: pahalaini menandakan tidak ikhlas),saat hamba di beri malas akankah hamba itu menuruti hawa nafsu malas itu.?????
Sekarang pilih yg mana ...??

Pikirkan Semu yang Diberikan Oleh-Nya

Saat hamba di beri suatu kekurangan olehnya,saat itu hamba mulai su'udzon kepada-Nya,sampai mulai putus asa..
Namun tak lama dari itu hamba mulai berpikir apa makna dari kekurangan ini...?

Dan yg hamba dapatkan jauh lebih,dari pada yg hamba bayangkan.

Aku mulai tahu bahwa hamba di beri kekurangan ini mungkin karena jika di beri kelebihan hamba kufur nikmat,kurang bersyukur,mudah terbawa nafsu,hati tertutup debu kegelapan,dan masih banyak lagi kemodhorotan dari kelebihan yg hamba inginkan namun Dia malah memberikan kekurangan ini.
Dan jika hamba di beri kekurangan hamba mulai tau apa makna yang tersirat dari kekurangan ini,hamba lebih mengingat-Nya,sering menyebut-Nya,pasrah kepada-Nya,tawakkal kepada-Nya,dan masih banyak lagi.
Dulunya ketika hamba di beri kelebihan hamba selalu kufur nikmat dan lupa diri akan-Nya,sekarang berubah takut,kalau kalau hamba lupa lagi dengan-Nya dan kufur nikmat,menjadi lebih bersyukur....
Dulu ketika hamba di beri kekurangan hamba selalu su'udzon kepada-Nya,putus asa,sekarang berubah lebih bersabar.

Hingga akhirnya hamba sadar bahwa segala sesuatu itu datangnya dari-Nya bukan dari siapa-siapa.dan semua yg datang darinya pasti ada hikmah yg tersembunyi yg terkadang terlupakan oleh hamba,karena terkadang karunia yg datang darinya tidak begitu jelas dan terkadang sangat samar,namun itu memang karunia(anugrah)darinya.
Contohnya : jika anda melakukan salah,mungkin hikmahnya dengan melakukan salah itu hamba lebih berhati-hati dan lebih menjaga,dan ini bukti bahwa Dia mengingatkan hamba.

Dengan  berpikir lebih dalam dan lebih sadar hamba lebih tau.

Peliharalah Semua Pemberian Dari-Nya Dengan Baik

Mata dzohir sangatlah sehat(dalam perspeksi orang lain)padahal salah satu sumber utama dosa adalah mata.
Begitu juga lidah,telinga,tangan,kaki,dan lain-lain.

Namun pernahkah seorang hamba memikirkan mata hatinya..?
Pernahkah seorang hamba memikirkan titipan darinya itu(mata dzohir,dll)..?
Pernahkah seorang hamba memelihara itu semua(kehendak dzihir dan batin)..?

Sungguh hamba ini yg dhoif begitu tergiur dengan belaian nafsu yg menggoda...sering lalai,sering berbuat dosa...

Maka ampunilah hambamu()semua hamba yg ada di bumi ini) ini Ya Allah...!!
Hamba berharab slalu keridhoan-Mu,karunia-Mu,anugrah-Mu,cahya-Mu.!!
sSalu berharab syafaat dariya..!!

Amien..!

Semua Ciptaan-Nya Ada manfaatnya

Semua ciptaan-nya itu ada manfaatnya,yg terkadang manusia tak mau mengakui manfaat dari itu.

Contohnya syetan,Dia menciptakannya(syetan)itu agar manusia itu lari darinya dan menuju pada-Nya,untuk menguji hamba-Nya apakah hamba itu mau menuju kepadanya atau kembali pada-Nya,dan apakah hamba mau memusuhi musuh bebuyutannya itu(syetan)....??

Tak dapat hamba pungkiri itu semua,...
Segala puji memang haya untuk-Nya,bukan untuk hamba hamba-Nya...

Apa Yang Harus Dilakukan Saat Ada Masalah...??

Jika hamba diberi suatu masalah yg begitu besar oleh-Nya,saat itulah waktu yg terintim bersama dengan-Nya...

Kenapa bisa begitu..?

Karena saat itulah seorang hamba di dekati oleh-Nya,di sapa oleh-Nya.

Maka hal yg paling baik ketika di beri masalah yg besar oleh-Nya adalah :
1. mengucapkan "innalillahi"
2. mengucapkan istighfar
3. mengucapkan "alhamdulillah"
4. sabar 

5. sholat untuk menuju kejernihan hati(Allah)
6. menyadari semua tiu ada hikmahnya,dan itu semua hanya darinya...

Mungkin hamba bingung kenapa harus mengucapkan "al hamdulillah"....?
itu karena hamba di beri masalah berarti dia di sayang oleh-Nya,dekat dengan-Nya,di sapa oleh-nya...
bukankah itu suatu karunia,rahmat,anugrah yg tak terkira..??
kalau hamba tidak mau bersyukur.....???
anda pasti tau apa akibatnya....!!

Kamis, 29 September 2011

Pengorbanan dan Amal Sholihmu tak Sebanding dengan Karunianya

"Apabila dirimutelah dibukakan pintu makrifat, janganlah kau amalkanmu yang sedikit. Sesungguhnya Allah tidak membukakan jalan kemakrifatan bagimu, kecuali hanyaDia memperkenalkan Diri kepadamu. Tidakkah engkau menyadari bahwa makrifat itu adalah anugrah Allah padamu, sedangkan amal perbuatanmu itu hanyalah merupakan imbalan jasa kepada-Nya. maka betapa besar perbedaan antara yang kau persembahkan kepada Allah dengan karunia-Nya kkepadamu." 
Sudah menjadi sifat manusia, jika dan beramal sedikit saja, lalu dibukakan pintu makrifat kepada-Nya, lalu menjadi ujub. merasa amalannya yang 'sedikit' itu yang menjadi penyebab dibukakannya jalan makrifat.

Inilah penyakit hati yang tidak disadari dan kebanyakan mencemari kalbu para ahli ibadah. Inilah hati yang rentan dengan rasa ujub, karena seseorang mengukur kadar amal ibadahnya. Kebiasaan menghitung amal shalih dan pengorbanannya di jalan Allah justru memperbodoh diri sendiri.

Terbukanya pintu makrifat kepadamum bukan disebabkan amal sholih yang kau lakukan. Jika engkau mempunyai keyakinan bahwa amal dan pengorbananmu yang membuat terbukanya makrifat, maka engkau sudah tercemar penyakit hati; ujub.

Perasaan itu akan merusak amal ibadahmu sendiri, yang pada akhirnya menjadi sia-sia. Tidakkah engkau memperhatikan banyak orang yang terjebak dalam pola berpikir semacam ini. Sedikit saja amal shalih dilakukan, lalu merasa terbuka pintu makrifat, seakan-akan ia sedah dekat kepada Allah. ia merasa dirinya berbeda dengan orang lain. kemudian sikap dan perilakunya dendan sesama manusia dalam kancah pergaulan duniawi telah berbeda. Ingin dihormati dan dicium tangannya. Ingin di tokohkan di antara mereka.

Sikap seperti itu bukanlah jalan yang di tempuh oleh orang-orang yang ingin menuju kepada Allah. Sikap orang-orang yang khowas adalah selalu merasa tak berarti di hadapan Allah. Amal ibadahnya dan amal shalihnya serta pengorbananya tak pernah dihitung-hitung. Apakah artinya menghitung sesuatu yang sangat kecil jika di bandingkan dengan karunia Allah yang berupa fitrah dan cahaya ruh.

Sama halnya raja memberimu hadiah. Maka apakah karena pekerjaan yang baik atau karena penghormatanmu terus-menerus yang kau sampaikan kepadanya. Pada hakikatnya tidak. Meskipun engkau menjadi abdi yang taat dan patuh, tetapi jika raja tak akan berkenan memberi hadiah, maka tak akan ada kemurahan bagimu. hadiah itu hak raja, apakah dia memberi atau tidak.

begitu pula pintu makrifat, merupakan hak Allah. kau tekun beribadah atau tidak, jika Allah berkehendak membukakannya, maka apa sultnya. Jadi, pintu makrifat itu bukan karena amal shalihmu.

Pahamilah, bahwa sikap, tindakan dan amal shalihmu itu hanyalah sebagai tanda bahwa dirimu adalah hamba-Nya. Itu merupakan kewajiban.


Di ambil dari buku/kitab : Intisari Kitab Al-hikam.


Allah Tidak Pernah Ingkara Janji

"janganlah sekali-kali meragukan janji Allah yang waktunya sudah nyata-nyata akan datang, namun belum datang jua. Agar keragu-raguan itu tiduk mengotori mata hatimu dan memadamkan cahaya nuranimu."

Sesungguhnya janji Allah itu benar. Dia tak pernah ingkar janji kepada makhluknya. Meskipun manusia itu ingkar kepadanya, durhaka dan berbuat dosa, tetapi Dia tak pernah mengubah rahmat-Nya. Sebab Allah maha Pemurah dan Bijaksana.
kebanyakan orang menatap liku-liku kehidupan dan berbagai macam manusia hanya dari mata kepalanya. Bukan dengan mata hatinya. Lalu timbul keluhan, mengapa orang yang durhaka, tetapi basibnya baik dan beruntung. Sedangkan orang yang taat tampaknya hidup serba susah. Lalu terjadi kebingungan di hati sehingga menganggap Allah tidak menyayangi orang yang taat, tetapi justru memberi rahmat orang durhaka.
Dalam melihat sesuatu hendaknya engkau juga menggunakan mata hatimu. Sesungguhnya jika melihat dengan mata batin, maka akan tahu bahwa sesungguhnya Allah itu Maha Adil dan Maha Bijaksana. jangan engkau samakan Allah Allah dengan manusia. Karena Allah Maha Penyabar. ia tak akan mengubah takdir-Nya sekalipun terhadap orang-orang yang membanggakan.
Oleh karena itu hendaknya engkau tanamkan keyakinan dalam hatimu bahwa Allah selalu baik kepada hamba-Nya. Lebih-lebih kepada hamba yang taat, yang shalih, yang sopan dan beriman. Do'amu pasti di kabulkan. Karena Allah tak pernah ingkar janji.
Sesungguhnya apa yang dijanjikan Allah kepadamu pasti datang. Hanya saja kadang-kadang tidak secepat seperti yang engkau harapkan. Jika engkau ragu-ragu terhadap janji Allah, maka keraguan itu dapat membutakan mata hati dan menjadikan kusam nuranimu.

Di ambil dari kitab/buku : Intisri Kitab Al-Hikam.

Allah Tak Pernah Ingkar janji

"jangan sekali-kali meragukan janji Allah yang waktunya sudah nyata-nyata akan datang, namun belum datang jua. Agar keragu-raguan itu tidak mengotori mata hatimu dan memadamkan cahaya nuranimu."

Mudah,cepat & gampang mengedit gambar !!: Gabung di kompulblogger.com

mampir juga ke my blog : http://margo-sufi.blogspot.com/....

ok...!! keu tunggu

Mudah,cepat & gampang mengedit gambar !!: Gabung di kompulblogger.com

mampir juga ke my blog : http://margo-sufi.blogspot.com/....

ok...!! keu tunggu

Allah Memberi Bukan Karena Kehendakmu








"Terlambatnya pemberian Allah setelah bersungguh-sungguh berdo'a janganlah menyebabkan dirimu berputus asa. Ketahuilah Allah menjamin do'a yang kau panjatkan (tetapi) sesuai dengan pilihan-Nya (kehendak-Nya), bukan karena kehendakmu.

Adab orang berdo'a adalah memperhatikan tata kesopanan dan merendahkan hati. permintaan yang keu lakukan bukan terhadap sesama manusia, tetapi permohonan kepada Rajany para raja. Seorang bawahan jika mengjadap raja, ia menata sikapnya sebaik mungkin. Berjalan berjongkok, bahkan beringsut. Cara bicaranya di atur jangan sampai ada yang keliru. Sikapnya sangat hati-hati, jangan sampai membuat raja merasa tidak senang. Ia benar-benar menunjukakn kehmbaannya sebagai orang yang tak berarti. Jika mengajukan permohonan, maka tak pernah memaksakan kehendak. Di kabulkan atau tidak itu urusan raja. Namun dalam hati di gantungkan harapan, semoga permhonannya di luluskan. Jika di luluskan, ia keluar istana dengan senang hati, tetapi tidak berbangga hati. Ia tak pernah berkata kepada orang-orang luar istana bahwa permohonan raja itu atas kehebdaknya. Tetapi terkabulnya permohonan itu karena kemurahan raja.
lalu bagaimana dirimu dalam berdo'a? Sesungguhnya Allah lebih Pemurah dari raja dunia. Karena Maha Pemurah, maka tak ada halangan bagi-Nya untuk mengabulkan do'a hamba-hamba-Nya. Hanya saja, kapan do'a itu dibalas dengan rahmat. Wkatunya terserah Allah. Sebab Dia yang punya Hak untuk itu.
Seringkali manusia mengeluh, sampai-sampai dia berani 'menyalahkan' Tuahnnya. Ini karena do'anya merasa tidak di kabulkan. Ia sudah lelah berdo'a, tetapi nelum juga ada perubahan bagi nasibnya. Orang-orang  semacam ini tidak berbaik sangkakepada Allah SWT. Jika ia berbaik sangka, Tentu hatinya akan yakin bahwa Allah membalas do'anya. Hanya saja balsan itu tidak secepat yang diharapkan, karena Allah jua yang berkehandak memilih waktu yang tepat.
Jika do'amu terkabulkan dalam waktu yang tepat sesuai dengan harapanmu, maka janganlah engkau mengira bahwa rahmat itu karena do'amu. Jangan menyangka karena engkau dekat kepada Allah dan merasa setiap ucapanmu terkabulkan. Sama sekali tidak!! Rahmat dan pemberian-Nya bukan karena kehendak hamba-Nya, maka di manakah letak Kekuasaan Allah. Jika demikian berarti Allah bisa di atur seehendak hamba-Nya.
Oleh karena itu, sesungguhnya yang engkau lakukan adalah berdo'a,. Karena adalah kebutuhan sebagai sarana untuk menyadarkan diri kepada kekuasaan-nya. masalah di kabulkan atau tidak, itu sepenuhnya uutusan-Nya. Jika dikabulkan, bukan berarti Allah menuruti kehendakmu. Jika pemahaman ini engkau renungkan dalam hati, maka engkau tak akan berputus asa dalam berdo'a.
Sesungguhnya berdo'a itu bagian dari ibadah. setiap engkau butuh apa saja, hendaknya dirimu bersandar kepada Allah dengan hati berpengharapan. Dengan hati yang selalu berprasangka baik kepada-nya. jangan lalu engkau berputus asa manakala do'a belum terkabulkan. Yakinlah dalam hatimu, setiap do'a pasti dikabulkan Allah. BukankahDia telah berjanji sebagaimana dalam surat AL-baqoroh ayat 186, " Dan jika hamba-hamba-Ku bertaqnya kepadamu tentang aku, maka (katakanlah) bahwa Aku sangat dekat (denganya). Aku mengabulkan permintaan orang yang meminta, jika ia mau berdo'a kepada-Ku. hendaklah mereka memenuhi perintah-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka senantiasa dalam kebenaran. " kemudian dalam surat Al-Mukminun 60, Allah memberi ketegasan atas janji-Nya, "berdo'alah kepada-Ku, pasti Ku kabulkan!"
Seandainya orang berdo'a tahu bahwa terkabulnya do'a dipilih Allah saat di akhirat, maka itu lebuh baik daripada di dunia. Sebab nilai rahmat di akhirat lebih besar dari pada nilai rahmat di dunia.
Hendaknya engkau bersyukur, karena sesuatu yang di tentukan dan di pilih Allah adalah sebaik-baik ketentuan. merupakansebaik-sebaik pilihan buatmu.
Meskipun kadang-kadang engkau menilai bahwa sesuatu yang kau terima itu tidak menyenangkan. Namun sesungguhnya di balik ketidak tahuan itu tersimpan  himah yang sangat besar.
Cobalah engkau renungkan firman-Nya dalam surat Al-Baqoroh ayat 216 ini, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal sesuatu yang kau benci itu baik bagimu. Dan boleh jadi engkau menyenangi sesuatu, padahal sebenarnya sesuatu yang kau cintai itu amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkam kamu tidak mengetahui."
Rosulullah juga menegaskan dalam sabdanya, "Tiada seorang pun yang berdo'a melaikan ALlah pasti akan mengabulkan do'anya, atau dihindarkan bahaya padanya atau diampuni sebagian dosanya selama ia tidak berdo'a unutk sesuatu yang menjurus pada dosa memutuskan hubyngan sanak famili."
Sekarang yang perlu dilakukan oleh seorang hamba adlah berdo'a, bergantung dan yakin kepada cara-cara yang sempurna dari Allah. Karena Dia selalu mengetahui keadaan hamba-Nya sebenarnya.
Di ambil dari kitab/buku : Intisari Kitab Al-Hikam

Mata Hatimu Buta Karena Dunia

"JIka mengejar sesuatu yang sudah di jamin oleh Allah engkau lakukan dengan sungguh-sungguh, tetapi kewajibanmu engkau abaikan. Inilah bukti bahwa mata hatimu telah buta."
Allah Maha Kaya, Maha Memiliki segalanya. Dia tidak pernah lupa menjamin hidup dan rizqi makhluk-makhluk-Nya. Maka tidak ada alasan bagimu untuk ragu sedikit pun terhadap urusan duniawi. Tidak ada alasan bagimu untuk sibuk memikirkan nasibmu di masa depan. Engkau tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Tetapi Allah Maha Tahu.
Sudah jelas-jelas Allah memberi jaminan rizqi dan penghidupan. tetapi kenapa seringkali engkau mengejarnya, sampai-sampai lupa diri. Hal itu kau lakukan sebab dirimu tidak yakin bahwa Allah itu datang kepadamu.
Karena sibuk mengejar sesuatu yang sudah berada di tanganmu, engkau korbankan urusan yang lebih besar, urusan akhirat.
Tidakkah engkau malu terhaadap makhluk Allah SWT. yang bernama cecak. Padahal dia sangat lemah dan tidak mempunyai kemampuan untuk mengejar rezqinya. Bayangkan, binatang cecaktidak bisa terbang, tetapi makanannya berupa nyamuk yang pandai terbang. Dia hanya merayap di dinding dan menanti nyamuk datang mendekat. Meskipun demikian, perut cecak tak pernah kosong. Allah SWT. menjamin binatang yang lemah ini dengan rizqi atas kehendaknya.
Cobalah ini engkau renungkan agar tidak menjadi rakus mengejar-ngejar rizqi yang sudah pasti di jamin kepamu. Agar engkau tidak begitu mudah mengorbankan perkara yang lebih utama.
Akibat tenggelam dalam lautan duniawi, mengejar sesuatu yang sudah pasti, lalu engkau lupa bahwa dirimu sebagai hamba, punya kewajiban-kewajiban yang harus di laksanakan. Inilah yang disebut buta mata hati.


Di ambil dari buku/kitab : Intisari Kitab Al-Hikam.

Rabu, 28 September 2011

Tak Perlu Mengurus urusan Allah

"Tenangkanlah jiwamu dari urusan duniawi, sebab apa yang telah dijanjikan Allah, janganlah kamu turut memikirkannya"

Apakah engkau menyadari bahwa kerisauan jiwa kebanyakan disebabkan permainan pikiran yang selalu was-was, selalu mengkhawatirkan kejadian-kejadian 'tidak enak' yang akan menimpa.
Orang tidak tenang karena membuang-buang energi untuk mencemaskan apa yang akan terjadi besok hari, lusa, setahun kemudian, atau masa depannya. Ketakutan itu karena khawatir nasibnya tidak beruntung. Padahal kejadian 'buruk' yang dikhawatirkan itu belum tentu dialaminya.
Jika engkau selalu risau, maka pertanda kadar tawakalmu masih rendah. Padahal orang yang mengaku berima, sepenuhnya jwa dan raga disandarkan kepada Kehendak dan Kekuasaan Allah SWT.
Orang yang mempunyai ketajaman mata hati akan selalu berpegang pada surat At-Thalaq ayat 3, "barang siapa yang mau bertawakal (berserah diri) kepada Alla, pasti Dia akan mencukupi kebutuhannya."
Dengan begitu ia akan sibuk mengurusi urusan Allah yang dia sendiri tidak pernah mengetahuinya, apakah benar-benar terjadi atau tidak pada dirinya.
Engkau telah berikrar bahwa dirimu adalah sebagai hamba-Nya. Jika demikian engkau haruslah menempatkan dirimu sebagai budak. yang seorang budak tidak mempunya hak untuk ikut campur urusan tuannya.
Jika Engkau sebagai hamba kemudian ikut intervensi urusan Allah, maka tentu hal itu merupakan sikap yang tidak tahu diri. Yang demikian merupakan sikap tidak sopan.
Sebagai seorang hamba haruslah percaya sepenuh jiwa bahwa Dia menetapkan cara dan sarana penghitungan untuk memenuhi kebutuhan makhluknya. Bukankan Rosulullah SAW. pernah bersabda, "Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sepenuh hati, pasti kamu akan mendapatkan rejeki seperti rejekinya burung yang ketika pagi meninggalkan sarang perutnya kosong, ketika sore hari pulang ke sarang perutnya penuh."(HR. At-Tirmidzi)
Oleh karena itu, kewajibanmu adalah mengikuti kehendak Allah dengan senang dan dengan i'tikad yang baik. Khusuklah dalam menjalankan ibadah secara benar. Jadilah hamba yang baik, yang patuh dan tak sibuk memikirkan urusan-Nya.

Di ambil dari kitab/buku : Intisari Kitab Al-Hikam.

Semangatmu Yang Menggebu Takkan Dapat Menembeus Tairai Takdir

"Semangatmu yang menggebu tak dapat
menembus hijab Ketentuan Allah"

Yakinkah bahwa takdir Allah itu urusan-Nya semata? Jika kau meyakini demikian,mengapa membuang banyak energi dan tenaga untuk mencurahkan niat dan tujuan.

Orang boleh bekerja keras,berikhtiar untuk mencapai tujuan dan cita-cita. Tetapi seringkali engkau lupa bahwa di depan sana ada semacam benteng yang kokoh, yang tak seorang pun mampu menembus. Benteng itu adalah hijab takdir atau Kekuasaan-Nya.

Engkau boleh berkehendak. Tapi kehendakmu tak akan mampu mengalahkan kehendak-Nya. Allah tak mau diatur oleh hamba-Nya yang memaksakan kehendak demi mencapai tujuan dan cita-cita.

Itulah sebabnya mengapa kita harus menanamkan i'tikad tentang takdir Allah. Tujuannya tak lain adalah agar manusia benar-benar menyadari bahwa daya upaya, energi dan kekuatannya itu tak sebanding dengan Kekuasaan Allah. Sangat kecil sekali dan tak berarti.

Cara berpikir dan beriman semacam ini gunanya agar engkau tidak menyesal manakala tidak mampu meraih cita-citamu. Agar engkau tidak kecewa manakala menemukan kegagalan.


Di ambil dari buku/kitab : Intisari Kitab Al-Hikam

Selasa, 27 September 2011

Terimalah Yang Telah Dia Berikan

"Engkau ingin bertajrid, padahal Allah menjadikanmu pada golongan yang mencari penghidupan. Keinginan(bertajrid) merupakan keinginan hawa nafsu. Sebaliknya, engkau ingin memenuhi kehidupan duniawi, padahal Allah telah menjadikanmu ke dalam golongan bertajrid. Keinginan mengejar duniawi merupakan kemunduran dari cita-cita yang luhur."


Allah SWT. tidak hanya menciptakan kehidupan akhirat. Allah juga menciptakan kehidupan dunia. Mengapa engkau membenamkan diri dalam ritual-ritual yang justru menghabiskan umurmu menjadi sia-sia, tak bermanfaat bagi sesama manusia. Engkau berkeinginan dekat kepada Allah, lalu duduk berlama-lama memutar biji tasbih,terpekr sampai tengkukmu menjadi kaku. Engkau memperbanyak amalan-amalan sunnah, sampai-sampai yang wajib terlupakan.
Sikap seperti itu pertanda bahwa kau hanya mengejar kehidupan akhirat belaka. Engkau melupakan hak dan kewajibanmu sebagai makhluk di muka bumi. Padahal Allah menjadikan manusia itu sebagai khalifah, sebagai pengatur dan penguasa dunia.
Engkau lupa bahwa dirmu punya hak dan kewajiban untuk beristri dan beranak, mencari nafkah, dan bergaul dengan sesama. Jika bersikap mementingkan diri sendiri karena memburu akhiratmu, maka engkau pun melupakan kewajibanmu terhadap sesama manusia, terhadap istri dan anakmu, terhadap orang-orang di sekitarmu.
Atau, justru sebaliknya, engkau tidak memikirkan akhirat sama sekalitetapi sibuk memburu kekayaan. siang dan malam engkau membanting tulang. Tak henti-hentinya mengumpulkan energi dan memeras keringat. Semua itu kau lakukan unuuk mencapai kenikmatan duniawi. Ingatlah, Allah tidak hanya menciptakan dunia, tetapi juga menciptakan akhirat.
Jika dirimu tenggelam dalam lautan duniawi belaka, lalu mana persiapan untuk akhirat? Kenikmatan hidup di dunia ini hanya sekejap. Bagaikan musafir yang singgah di bawah sebuah pohon untuk berteduh.
Sebagai orang yang bermata hati, hendaknya jangan mementingkan urusan akhirat saja. Karena keinginan itu merupakan keinginan hawa nafsu. Sebaliknya, jangan pula mementingkan urusan duniawi. Itu pun merupakan keinginan nafsu.
Orang-orang yang tjam penglihatannya, tentu dapat mengatur keseimbangan antara kepentingan akhirat dan kepentingan duniawi. Masing-masing mendapat porsi yang seimbang. Orang-orang yang sadar bahwa Allah telah menyediakan kenikmatan duniawi yang harus di capai dengan jerih payah. Allah juga menjanjikan akhirat yang harus di raih dengan jerih payah pula. Karenanya, dalam masalah ini yang terpenting adalah diperlukan sikap untuk berserah diri kepada Allah, bersikap menerima atas kehendak-Nya terhadap penghidupanmu.



Di ambil dari buku/kitab : Intisari Kitab Al-Hikam

Berkurangnya Harapan Ketika Gagal

"Orang yang membangga-banggakan jerih payah dan pernuatannya, ketika gagal akan berkurang harapannya terhadap rahmat-Nya
(Allah SWT.)"

Jika dirimu mempunyai anggapan bahwa segala sesuatunya yang telah engkau petik di dunia ini atas jerih payahmu sendiri, maka berarti engkau membanggakan diri terhadap kamempuanmu. Engkau akan menemui penyesalan ketika gagal. Engkau akan menyesal manakala mendapat hasil yang tidak sesuai dengan harapan.
Manusia seringkali lupa bahwa di balik daya upaya dirinya itu ada kekuatan yang Maha Kuat. Kekuatan Yang Berkuasa dan menentukan harapan-harapannya.
Jika mata hatimu jernih, maka engkau akan melihat bahwa asal penyebab di balik jerih payahmu dan hasil yang engkau dapatkan hanyalah dari-Nya(Allah)semata.
Keyakinan ini haruslah ditanamkan di dalam hati, agar engkau tidak menyesal manakala ikut bermain dalam kehidupan ini kemudian terantuk sandungan; gagal ...!! begitu juga jika engkau berhasil dalam mencapai harapan, maka engkau tidak akan kufur nikmat.
Kebanyakan diantara manusia lupa diri. Mereka menganggap semua harapan itu dapat diraih dengan kekuatan usahanya sendiri. Karenanya jika ia telah dapat mencapai kenikmatan hidup, akhirnya jadi berbangga diri. Mereka lupa bahwa yag menentukan hasil akhir dari jerihpayahnya adalah Dia(Allah). Tanpa campur tangan Kekuasaan-Nya, tak mungkin dapat mencapai kenikmatan itu.
Ingatlah, jika engkau lupa bahwa takdir Allah itu sangat mempengaruhi jerih payahmu, maka engkau pasti kecewa ketika menemui kegagalan.
Tetapi jika dirimu sadar terhadap adanya penyebab kegagalan di balik usaha, maka kegagalan hanya engkau pandang sebagai peringatan guna memperkuat kesadaran dalam berkehendak. rang yang mengaku salik, tentu menyadarkan harapannya kepada yang Mengabulkan cita-cita.

Di ambil dari buku/kitab : Intisari Kitab Al-HIkam