Selasa, 27 September 2011

Terimalah Yang Telah Dia Berikan

"Engkau ingin bertajrid, padahal Allah menjadikanmu pada golongan yang mencari penghidupan. Keinginan(bertajrid) merupakan keinginan hawa nafsu. Sebaliknya, engkau ingin memenuhi kehidupan duniawi, padahal Allah telah menjadikanmu ke dalam golongan bertajrid. Keinginan mengejar duniawi merupakan kemunduran dari cita-cita yang luhur."


Allah SWT. tidak hanya menciptakan kehidupan akhirat. Allah juga menciptakan kehidupan dunia. Mengapa engkau membenamkan diri dalam ritual-ritual yang justru menghabiskan umurmu menjadi sia-sia, tak bermanfaat bagi sesama manusia. Engkau berkeinginan dekat kepada Allah, lalu duduk berlama-lama memutar biji tasbih,terpekr sampai tengkukmu menjadi kaku. Engkau memperbanyak amalan-amalan sunnah, sampai-sampai yang wajib terlupakan.
Sikap seperti itu pertanda bahwa kau hanya mengejar kehidupan akhirat belaka. Engkau melupakan hak dan kewajibanmu sebagai makhluk di muka bumi. Padahal Allah menjadikan manusia itu sebagai khalifah, sebagai pengatur dan penguasa dunia.
Engkau lupa bahwa dirmu punya hak dan kewajiban untuk beristri dan beranak, mencari nafkah, dan bergaul dengan sesama. Jika bersikap mementingkan diri sendiri karena memburu akhiratmu, maka engkau pun melupakan kewajibanmu terhadap sesama manusia, terhadap istri dan anakmu, terhadap orang-orang di sekitarmu.
Atau, justru sebaliknya, engkau tidak memikirkan akhirat sama sekalitetapi sibuk memburu kekayaan. siang dan malam engkau membanting tulang. Tak henti-hentinya mengumpulkan energi dan memeras keringat. Semua itu kau lakukan unuuk mencapai kenikmatan duniawi. Ingatlah, Allah tidak hanya menciptakan dunia, tetapi juga menciptakan akhirat.
Jika dirimu tenggelam dalam lautan duniawi belaka, lalu mana persiapan untuk akhirat? Kenikmatan hidup di dunia ini hanya sekejap. Bagaikan musafir yang singgah di bawah sebuah pohon untuk berteduh.
Sebagai orang yang bermata hati, hendaknya jangan mementingkan urusan akhirat saja. Karena keinginan itu merupakan keinginan hawa nafsu. Sebaliknya, jangan pula mementingkan urusan duniawi. Itu pun merupakan keinginan nafsu.
Orang-orang yang tjam penglihatannya, tentu dapat mengatur keseimbangan antara kepentingan akhirat dan kepentingan duniawi. Masing-masing mendapat porsi yang seimbang. Orang-orang yang sadar bahwa Allah telah menyediakan kenikmatan duniawi yang harus di capai dengan jerih payah. Allah juga menjanjikan akhirat yang harus di raih dengan jerih payah pula. Karenanya, dalam masalah ini yang terpenting adalah diperlukan sikap untuk berserah diri kepada Allah, bersikap menerima atas kehendak-Nya terhadap penghidupanmu.



Di ambil dari buku/kitab : Intisari Kitab Al-Hikam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar