Kamis, 29 September 2011

Pengorbanan dan Amal Sholihmu tak Sebanding dengan Karunianya

"Apabila dirimutelah dibukakan pintu makrifat, janganlah kau amalkanmu yang sedikit. Sesungguhnya Allah tidak membukakan jalan kemakrifatan bagimu, kecuali hanyaDia memperkenalkan Diri kepadamu. Tidakkah engkau menyadari bahwa makrifat itu adalah anugrah Allah padamu, sedangkan amal perbuatanmu itu hanyalah merupakan imbalan jasa kepada-Nya. maka betapa besar perbedaan antara yang kau persembahkan kepada Allah dengan karunia-Nya kkepadamu." 
Sudah menjadi sifat manusia, jika dan beramal sedikit saja, lalu dibukakan pintu makrifat kepada-Nya, lalu menjadi ujub. merasa amalannya yang 'sedikit' itu yang menjadi penyebab dibukakannya jalan makrifat.

Inilah penyakit hati yang tidak disadari dan kebanyakan mencemari kalbu para ahli ibadah. Inilah hati yang rentan dengan rasa ujub, karena seseorang mengukur kadar amal ibadahnya. Kebiasaan menghitung amal shalih dan pengorbanannya di jalan Allah justru memperbodoh diri sendiri.

Terbukanya pintu makrifat kepadamum bukan disebabkan amal sholih yang kau lakukan. Jika engkau mempunyai keyakinan bahwa amal dan pengorbananmu yang membuat terbukanya makrifat, maka engkau sudah tercemar penyakit hati; ujub.

Perasaan itu akan merusak amal ibadahmu sendiri, yang pada akhirnya menjadi sia-sia. Tidakkah engkau memperhatikan banyak orang yang terjebak dalam pola berpikir semacam ini. Sedikit saja amal shalih dilakukan, lalu merasa terbuka pintu makrifat, seakan-akan ia sedah dekat kepada Allah. ia merasa dirinya berbeda dengan orang lain. kemudian sikap dan perilakunya dendan sesama manusia dalam kancah pergaulan duniawi telah berbeda. Ingin dihormati dan dicium tangannya. Ingin di tokohkan di antara mereka.

Sikap seperti itu bukanlah jalan yang di tempuh oleh orang-orang yang ingin menuju kepada Allah. Sikap orang-orang yang khowas adalah selalu merasa tak berarti di hadapan Allah. Amal ibadahnya dan amal shalihnya serta pengorbananya tak pernah dihitung-hitung. Apakah artinya menghitung sesuatu yang sangat kecil jika di bandingkan dengan karunia Allah yang berupa fitrah dan cahaya ruh.

Sama halnya raja memberimu hadiah. Maka apakah karena pekerjaan yang baik atau karena penghormatanmu terus-menerus yang kau sampaikan kepadanya. Pada hakikatnya tidak. Meskipun engkau menjadi abdi yang taat dan patuh, tetapi jika raja tak akan berkenan memberi hadiah, maka tak akan ada kemurahan bagimu. hadiah itu hak raja, apakah dia memberi atau tidak.

begitu pula pintu makrifat, merupakan hak Allah. kau tekun beribadah atau tidak, jika Allah berkehendak membukakannya, maka apa sultnya. Jadi, pintu makrifat itu bukan karena amal shalihmu.

Pahamilah, bahwa sikap, tindakan dan amal shalihmu itu hanyalah sebagai tanda bahwa dirimu adalah hamba-Nya. Itu merupakan kewajiban.


Di ambil dari buku/kitab : Intisari Kitab Al-hikam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar