Rabu, 28 September 2011

Tak Perlu Mengurus urusan Allah

"Tenangkanlah jiwamu dari urusan duniawi, sebab apa yang telah dijanjikan Allah, janganlah kamu turut memikirkannya"

Apakah engkau menyadari bahwa kerisauan jiwa kebanyakan disebabkan permainan pikiran yang selalu was-was, selalu mengkhawatirkan kejadian-kejadian 'tidak enak' yang akan menimpa.
Orang tidak tenang karena membuang-buang energi untuk mencemaskan apa yang akan terjadi besok hari, lusa, setahun kemudian, atau masa depannya. Ketakutan itu karena khawatir nasibnya tidak beruntung. Padahal kejadian 'buruk' yang dikhawatirkan itu belum tentu dialaminya.
Jika engkau selalu risau, maka pertanda kadar tawakalmu masih rendah. Padahal orang yang mengaku berima, sepenuhnya jwa dan raga disandarkan kepada Kehendak dan Kekuasaan Allah SWT.
Orang yang mempunyai ketajaman mata hati akan selalu berpegang pada surat At-Thalaq ayat 3, "barang siapa yang mau bertawakal (berserah diri) kepada Alla, pasti Dia akan mencukupi kebutuhannya."
Dengan begitu ia akan sibuk mengurusi urusan Allah yang dia sendiri tidak pernah mengetahuinya, apakah benar-benar terjadi atau tidak pada dirinya.
Engkau telah berikrar bahwa dirimu adalah sebagai hamba-Nya. Jika demikian engkau haruslah menempatkan dirimu sebagai budak. yang seorang budak tidak mempunya hak untuk ikut campur urusan tuannya.
Jika Engkau sebagai hamba kemudian ikut intervensi urusan Allah, maka tentu hal itu merupakan sikap yang tidak tahu diri. Yang demikian merupakan sikap tidak sopan.
Sebagai seorang hamba haruslah percaya sepenuh jiwa bahwa Dia menetapkan cara dan sarana penghitungan untuk memenuhi kebutuhan makhluknya. Bukankan Rosulullah SAW. pernah bersabda, "Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sepenuh hati, pasti kamu akan mendapatkan rejeki seperti rejekinya burung yang ketika pagi meninggalkan sarang perutnya kosong, ketika sore hari pulang ke sarang perutnya penuh."(HR. At-Tirmidzi)
Oleh karena itu, kewajibanmu adalah mengikuti kehendak Allah dengan senang dan dengan i'tikad yang baik. Khusuklah dalam menjalankan ibadah secara benar. Jadilah hamba yang baik, yang patuh dan tak sibuk memikirkan urusan-Nya.

Di ambil dari kitab/buku : Intisari Kitab Al-Hikam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar