Selasa, 01 Mei 2012

Kamus Sufi Huruf D

Daabbah : (Syath) 1. Sejenis binatang melata; 2. Simbul kekasih Allah yang pada pandangan mata manusia dunia dianggap hina, tidak berguna, pantasnya disingkirkan dan dihabisi karena terlanjur didakwa menyampaikan sesuatu yang mengada-ngada dan dusta; 3, Wakil Allah dimuka bumi yang secara hak dan sah telah ditarik menemui-Nya, tahu persis kehendak-Nya serta memahami dengan benar terha-dap Sang Muwakkal yang atas perintah dan ijin dari Allah dipersiapkan oleh Guru sebelumnya yang silsilahnya tidak pernah terputus dari Nabi Muhammad SAW hingga kini.
Dasar Muraqabah : (Syath) Sama sekali tidak ngaku pada bisanya, kuatnya, segala yang dikiranya menjadi miliknya. Bahkan tidak ngaku terhadap ada dan wujud jiwa raganya, untuk dapat menyadari sepenuhnya terhadap sejatinya wujud, yakni Isi-Nya Huw, sehingga hanya kepada-Nya saja yang dirasa Ada dan dirasa Wujud.
Dasar Qana’ah : (Syath) 1. Orang yang dengan sungguh-sungguh berusaha mengurangi, menghi-langkan dari dalam dirinya watak dan kehendak bangsa hewan (lih. nafsu amarah dan lawwamah); karena kuatnya tekad dalam membuktikan niatnya mendekatkan diri kepada Allah, sehingga sampai dengan selamat bertemu dengan-Nya.
Dasar Ridha : (Syath) 1. Keluar dari rasa menyintai diri-nya sendiri, dan masuklah rasa cintanya itu kepada Satu-Satu-Nya Dzat Yan Mutlak Wujud-Nya. Untuk itu harus cinta ber-itba’ (manut) kepada semua Dawuhnya Guru.
Dasar Sabar : (Syath) 1. Hanya dapat tercapai bila orang bersedia menangguhkan kesenangan, keinginan, kepentingan-kepentingan, selera-selera sekarang un-tuk kesenangan yang jauh lebih besar dan kekal saat ketika mati bertemu dengan Tuhan di akherat; 2. Selalu dengan sadar dan rela memaksa jiwa raganya sendiri (wujud nafsunya) hingga selalu mau melak-sanakan perintahnya Dawuh Guru; dan selalu patuh dan tunduk dijadikan kendaraan bagi cita-citanya hati nurani, roh dan rasa mendekat kepada Tuhan-nya sehingga sampai dengan selamat.
Dasar Taubat : (Syath) 1. Hamba yang selalu menuduh kepada dirinya sendiri bahwa dirinyalah orang yang paling banyak sendiri dosa-dosanya, paling banyak sendiri salah dan kurannya, apes, hina, nista, tidak bisa apa-apa dan tidak punya apa-apa, merasa jelek sendiri meskipun dibanding dengan kere di bawah jembatan; 2. Sadar sebagai hamba yang fakir dan rasa hatinya selalu berharap dekat dengan Yang Tidak Punya Apes, Langgeng, Sempurna dan Maha Kuasa.
Dasar Tawajuh Illallah bil Kulliati : (Syath) Menge-luarkan dari segala pengajak selain kepada ajakan Al-Haq-Nya (Guru Wasithah).
Dasar Tawakkal ‘Alallah : (Syath) 1. “kumandel ma-ring Allah”; yaitu kuat-nya rasa hati yang merasa-kan betapa dekatnya Dia Zat Al-Ghaib Yang Wajib Wujud-Nya, karena itu sangat mudah dan nikmat diingat-ingat dan dihayati, maka segala gerik dan perbuatan selalu nggandul kepada Diri-Nya. 2. Murid yang rasa dalam hatinya pasrah dan sumeleh (nggletak) kepada-Nya.
Dasar Uzlah : (Syath) 1. Menyendiri di tengah-tengah kalangan; orang yang berusaha keras dan sumber dayanya dimanfaatkan untuk kemajuan kehidupan masyarakat; namum tekadnya menyendiri. Tekad-nya sama sekali tidak untuk bersenang-senang, pamer dan jor-joran, berbangga-bangga dengan harta, kehormatan dan gengsinya harga diri, apalagi mengumbar hawa nafsu dan syahwatnya.
Dasar Zuhud : (Syath) 1. Tapa in sak tengahing praja; orang terhadap lingkungannya, bangsa dan nega-ranya mempunyia kepedulian besar untuk memaju-kan, tetapi hatinya tapa,yang diingat-ingat dan dihayati adalah dirinya Tuhan yang sangat dicintai untuk dikumantili, sehingga jika dimampukan Allah untuk memajukan masyarakatnya, bangsa dan nega-ra dengan mewujudkan bangunan yang berguna dan bermanfaat, maka yang disyukuri adalah Diri Tuhannya yang telah menjadikan hatinya mau membangun sehingga terhindar dari bencana amal baik yakni takabur, ria, sum’ah dan ujub.
Dawuh Guru : (Syath) 1. Segala petunjuk, perintah dan larangan Guru Washitah yang diucapkan baik secara lisan maupun tulisan dan dalam bentuk tingkah laku (gerak-gerik).
Adh Dharr’, ‘An-Nafi’ : 1. Yang Maha Penghukum; Yang Maha Memberi Manfaat. Dia yang menda-tangkan kebaikan dan keburukan, manfaat dan mudharat, kesemuanya ini dirujukan kepada Allah Ta’ala, apakah Dia bertindak melalui malaikat, amnusia atau benda-benda mati, 2. Salah satu Nama Indah Allah (asmâ al-husnâ).
Dunia : 1. Dunia jasmani, adalah kehidupan ini. Inilah yang memalingkan manusia dari mengingat Allah, Zat Yang Mahabenar. Dengan hijab inilah dia me-nyembunyikan DiriNya dari CiptaanNya. 2. (Syath) Hakekat dunia adalah wujudnya nafsu manusia yang tidak lain adalah wujudnya jiwa raga yang menjadi sumber segala sumbernya dosa dan kemak-siatan. Porosnya nafsu yang merupakan markas besarnya wujudnya jiwa raga adalah watak akunya itu.
Dzikir (dikir, zikir) : 1. Mengingat-ingat; 2.(Syath) Me-ngingat-ingat dan menghayati isi-Nya Hu; 3.(Syath) Ingatnya hatinurani, roh dan rasa kepada Dzat yang sangat dekat sekali keberadaan-Nya yang meski Al Ghaib, wajib wujud-Nya; 4. (Syath) Operasionali- sasi dari Ilmu Nubuwah.
Dzikri Ismu Ghaib : (Syath) Dzikir ketujuh dari tujuh macam dzikir (Dzikir dalam Syththariah), yaitu Huwa (Huw, dengan mulut tertutup secukupnya). Dengan mata terpejam dan mulut dikatubkan. Yang di arah tepat ditengah-tengah dada menuju ke arah kedalaman rasa yang telah diisi dengan dzikir (ingat hati nurani pad Al Ghaib, IsiNya Huw). Dzikri Huw ini asalnya dari Ha’ wawu di dhammah. Yaitu dhamir huwa. Dhamir maknanya “sesuatu yang tersimpan di dalam hati tentang Ada dan Wujud DiriNya Zat Al Ghaib Yang Allah Asma’-Nya”. Ini adalah makna kandungan firman Allah dalam Surat Al Ikhlas ayat 1.
Dzikir Itsbat : (Syath) Kalimah Illallah yang dipukulkan (oleh dagu) ke dalam hati sanubari (kira-kira dua jari di bawah susu yang kiri. Maksudnya supaya nafsu lawwamah yang markas besarnya berada di dalam hati sanubari ini dapat sirna. Supaya tidak berfungsi dan tidak mengganggu perjalanan hati nurani, roh dan rasa dalam mendekat kepadaNya.
Dzikir Sirri : 1. Dzikir yang ada di kedalaman rasa, sebuah entitas spiritual yang amat tersembunyi; 2. (Syath) Dzikir yang mencapai martabat rasa (lih. martabat rasa)
Dzikir Tanazul : (Syath) Dzikir keenam dari tujuh macam dzikir (Dzikir dalam Syththariah), yaitu Huw – Allah (tujuh kali). Huw diambil dari baitul makmur (otak) dan kalimah Allah dimasukkan ke dalam dada. Sebab akhirat itu pintu masuknya ada di dalam dada.
Dzikir Taroki : (Syath) Dzikir kelima dari tujuh macam dzikir (Dzikir dalam Syththariah), yaitu Allah – Huwa (Huw) sebanyak 7 kali. Ucapan Allah diam-bil dalam dada dan Huw dimasukkan ke dalam baitul makmur (markasnya berpikir). Maksudnya supaya markas besarnya berpikir ini selalu dicaha-yai oleh cahaya Illahi, sehingga potensi pikir akan benar-benar dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah dunia untuk membuktikan hablum minannas-nya. Potensi pikirnya semata-mata demi Subhaanaka. Demi untuk mensucikan Zat Yang Maha Suci. Karena itu hasil kerja kerasnya, semata-mata dijadikan sebagai pancatan yang kokoh guna menyucikan diri supaya dapat sampai selamat dan bahagia bertemu lagi dengan Dzat Yang Maha Suci.
Dzul Jalal wal Ikram : 1. Yang Maha Memiliki Kebe-saran serta Kemuliaan; 2. Salah satu Nama Indah Allah (asmâ al-husnâ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar