Minggu, 02 Oktober 2011

Belenggu Syahwat Menghalangimu Menuju Allah

"Bagaimana mungkin hati dapat memencarkan cahaya, sedangkan di dalamnya terlukis gambar duniawi. Atau bagaimana mungkin hati dapat menuju Allah kalau ia masih terikat oleh syahwat (keinginan). Bagaimana hati akan mempunyai keinginan yang kuat agar masuk kepada kehadirat Allah, padahal hatinya belum suci dari 'janabah' kelalaiannya. Atau bagaimana bisa berharab agar mengerti rahsia-rahasia yang halus, padahal ia belum bertaubat untuk menebus kesalahannya."

Jika hatimu keruh dan dekil, laksana cermin berdebu, maka tak mungkin engkau mengenal Allah. Pengenalan terhadap Allah itu dapat dilakukan oleh hati yang jernih, tidak berdebu dan tidak berpenyakit.
Selama gambaran-gambaran keinginan duniawi masih menyibukkan pikiranmua, maka hatimu masih saja tak bisa lepas dari debu syahwat (keinginan) itu sendiri. Inilah yang menjadikan hati buta.
Gambaran duniawi yang tertangkap oleh cermin hatimu membuat engkau menguras energi secara sia-sia. Permainan pikiran silih berganti, pulang dan pergi dari kalbumu. Keinginan demi keinginan tak pernah dapat terpuaskan. Itulah yang disebut syahwat.
Agar hatimu bersih dari debu-debu itu, maka bersungguh-sungguhlah menghapus gambaran-gambaran duniawi yang menghalangimu dalam menuju Allah. Bersihkan jiwa dari kesalahan-kesalahan, baik terhadap Allah ataupun terhadap sesama manusia.
Dalam Al-Qur'an surat An-Nisa' ayat 17, Allah berfirman, "Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kebodohannya yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima taubatnya. Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana."
Carilah ilmu yang benar tentang masalah-masalah kedalaman misteri gaib. Artinya, ilmu yangmenuju kepada misteri Allah. Rosulullah SAW. bersabda, "Barang siapa yang mengerjakan sesuatu yang sudah diketahui, maka Allah akan mewariskan kepadanya pengtahuan sesuatu yang belum diketahui."
Ingatlah bahwa membiarkan syahwat akan membuat engkau lepas kendali dan keluar dari jalan Allah.

Diambil dari kitab/buku : Intisari Kitab AL-Hikam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar