Sabtu, 01 Oktober 2011

Amal Ibarat Sangkar, Ikhlas Ibarat Burung

"Bentuk amal yang nyata itu hanyalah 
kerangka yang tegak, sedangkan hakikatnya dalah wujud rahasia keikhlasan"

Engkau telah menyadari bahwa setiap amal itu bergantung kepada niat dan bukan kepada pernuatanmu. Tetapi harus pula diingat, meskipun engkau sudah memasang niat, tetapi jika itu tidak ikhlas, maka ibarat sangkar tak ada isinya. Ibarat tak berjiwa.

Amal merupakan penjelmaan dari niat dan keinginan di dalam hati. Ada niat dan keinginan dalam hati, lalu duwujudkan dalam tindakan, maka barulah disebut amal. Amal tak akan gagal jika ada kecocokan dengan niat. Tetapi niat saja belum cukup jika tidak ikhlas.
Sayid Sabiq pernah berkata, "Secara sengaja dengan ucapan, tindakan dan jihat hanya karena Allah semata dan mengharap ridlo-Nya saja. Inilah yang disebut ikhlas. Bukan karena niat mengharap harta, pujian, jabatan, atau kemasyhuran. Amal yang disertai dengan niat ikhlas akan terangkat dari sesuatu yang tercela.

Sesungguhnya jika setiap tindakan mu itu kau sertai  dengan niat ikhlas hanya kepada Allah, maka secara tidak langsung engkau telah menyapu debudalam kalbu. Debu yang dimaksudkan adalah bahaya-bahaya ujub, riya' dan sejenisnya.

Rosulullah mengajarkan tentang pokok-pokok amalan ikhlas, "Sesungguhnya Allah tidak akan menilai bentuk tubuhmu dan tidak pula melihat rupamu, namun Dia menilai hatimu." Lalu dalam sabdanya yang lain, "Manusia itu seluruhnya akan binasa, kecuali mereka yang beriman. Mereka yang beriman itu seluruhnya akan binasa, kecuali yang beramal. Dan mereka yang beramal seluruhnya akan binasa, kecuali mereka yang ikhlas."

Ditinjau dari ikhlas dalam beramal ta'at, maka manusia itu dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok. Keikhlasan golongan manusia ibadah berbeda dengan golongan muhibbin. Golongan ibadah beramal hanya kepada Allah semata, dengan berharap mendapatkan surga dan terhindar dari neraka.

Tingkat menusia muhibbin agak sempurna lagi. mereka beramal di sebabkan kecintaannya kepada sang Khaliq. beralam bukan ingin mendapatkan pahala dan buakan karena takut neraka.

tingkatan makrifat lebih sempurna. Mereka ini beramal tetapi tidak merasa beramal. Setiap amal baik yang dilakukan itu diyakini sebagai dorongan dan kehendak Allah. Terhadap amal baikpun itu, ia tisak merasa mempunyai kekuatan atau energi sedikitpun. Sehingga, dia tidak mengharapkan apa pun dari Allah. Semuanya terserah ALlah.

Sekarang, cobalah engkau bermuhasabah (introspeksi diri), masuk dalam tingkatan manakah amal ibadahmu? Jika ingin menempuh jalan makrifat, maka engkau harus untuk menduduki tingkatan terakhir.

Maka pemahaman tentang amal, niat, dan ikhlas haruslah direnungkan. Sesungguhnya amal itu hanyalah bentuk lahiriah yang ibaratnya sangkar. Sedangkan keikhlasan merupakan sumber kekuatan dan kehendakmu. Karena itu gantungkanlah harapanmu hanya kepada Allah semata...!!


Diambil dari kitab/buku Al-Hikam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar